Ini Pesan UAH Kepada Orang Yang Suka Menebar Berita Hoax dan Framing Berita Palsu
Laporan Amat Sanuri | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Maraknya penyebaran berita hoax yang beredar di media sosial (medsos) saat ini, banyak para kalangan seperti pemimpin, pakar, aktivis bahkan ulama memberikan tanggapan terkait berita hoax tersebut.
Berita hoax merupakan informasi palsu atau tidak benar yang disebarkan dengan sengaja untuk menyesatkan orang.
Biasanya, berita ini dibuat untuk menarik perhatian, memicu ketakutan, atau mengubah opini publik.
Hoax bisa muncul dalam berbagai bentuk, termasuk artikel, video, atau gambar yang tampak meyakinkan.
Berita hoax sejak dulu telah ada, bahkan penyebab Nabi Adam AS keluar dari surga akibat berita palsu yang sampaikan oleh setan.
Tidak hanya Nabi Adam AS, Nabi yang paling mulia pun juga pernah di terpa oleh berita hoax yang menimpa dirinya dan keluarganya.
Salah satunya penceramah terkenal Indonesia, yaitu Ustadz Adi Hidayat atau yang lebih dikenal dengan sebutan UAH juga turut menyikapi hal tersebut.
UAH menyampaikan pesan kepada para pengguna medsos yang suka memframing berita tidak benar dan menebar berita hoax.
Dilansir Serambinews.com dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, UAH menjelaskan bahwa orang yang suka memframing berita palsu dan menebar berita hoax merupakan perilaku yang hanya di lakukan oleh Setan.
"Orang-orang yang sering kali memframing, sering kali membuat konten-konten dengan tujuan-tujuan yang tidak baik, hanya untuk keramaian, perhatian, kontroversi dan sebagainya,"
"itu di sifati oleh Al Qur'an dengan sangat tegas, perilaku yang menyimpang, yang selayaknya tidak dilakukan kecuali setan," penjelasan UAH dari Surah An Nisa' ayat 83.
Selain itu, UAH juga menyampaikan ancaman yang Allah sampaikan dalam Al Qur'an yaitu dalam surah An Nur ayat 19 terhadap orang-orang yang seringkali memframing berita yang tidak benar dan dapat menimbulkan keresahan dan fitnah di masyarakat.
"Bahwa orang-orang, baik itu laki-laki maupun perempuan, yang senang sekali yang punya hobi, yang mereka nyaman agar fitnah itu tersebar di kalangan insan beriman, maka Allah janjikan siksa yang sangat pedih di dunia dan di akhirat," tambah UAH.
Untuk itu, UAH berpesan bagi orang-orang yang beriman agar senantiasa mencari kebenaran suatu informasi sebelum menafsirkan atau menyebarkan berita tersebut.
"Poin yang penting di sampaikan disini bagi Insan beriman, itu akan punya prinsip dalam hidupnya, dia punya dua hal,
"yang pertama dia akan selalu mengecek terlebih dahulu kebenaran apa yang terjadi kepada sumbernya, dia cek apa konteksnya, dia lihat apakah ini benar atau salah,"
"Yang kedua dia selalu memegang prinsip kebenaran di atas segalanya dengan berdasarkan petunjuk Allah SWT pada hal-hal yang sudah dia ketahui, seperti orang yang cuma cari kontroversi, keramaian sehingga ia menganggap berita itu tidak penting," pungkas UAH.
UAH juga menegaskan dan mengingatkan kepada semua orang agar berhati-hati dalam menilai sebuah informasi serta untuk tidak menafsirkan berita jika belum di ketahui sumber, kondisi dan situasinya dengan baik. (*)
*) Penulis merupakan mahasiswa internships dari Prodi Ilmu Komunikasi, Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Aceh Barat.