Luar Negeri

Perang Antarkartel Narkoba di Meksiko Makin Parah, 192 Orang Tewas dalam Sebulan Terakhir

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Truk dibakar saat terjadi perang antara kartel Sinaloa dan militer Meksiko di Culiacan setelah Ovidio Guzman, anak Joaquin Guzman atau El Chapo, ditangkap, Kamis (5/1/2023).

SERAMBINEWS.COM, MEXICO CITY – Setidaknya 192 orang dilaporkan tewas dalam gelombang kekerasan yang pecah sejak bulan lalu di negara bagian Sinaloa, Meksiko bagian utara. 

Kekerasan ini dipicu perang antarkartel narkoba yang saling memperebutkan kekuasaan di wilayah tersebut.

Hal itu disampaikan Dewan Keamanan Publik Negara Bagian, sebuah lembaga pemantau yang dipimpin warga sipil, Rabu (9/10/2024) lalu.

Dewan yang terdiri dari akademisi, perwakilan bisnis, dan organisasi nirlaba di Sinaloa itu melaporkan, sejak dimulainya kekerasan pada 9 September, hampir 200 kasus pembunuhan dan 226 kasus orang hilang telah tercatat.


Situasi ini memperburuk kondisi sosial dan ekonomi di wilayah tersebut, di mana sekitar 200 keluarga terpaksa mengungsi dari rumah mereka, 180 bisnis tutup, dan 2.000 pekerjaan hilang akibat konflik bersenjata yang terjadi antara faksi-faksi besar dalam Kartel Sinaloa.

Kekacauan ini dimulai setelah penangkapan bos narkoba terkenal sekaligus salah satu pendiri Kartel Sinaloa, Ismael "El Mayo" Zambada, pada 25 Juli lalu. 

Zambada, yang selama ini dianggap sebagai tokoh sentral dalam kartel, ditahan oleh otoritas Amerika Serikat di El Paso, Texas.

Baca juga: Wali Kota di Meksiko Alejandro Arcos Dibunuh, Jasad Ditemukan di Dalam Mobil, Kepala Terpenggal

 

Penangkapannya memicu pergeseran kekuatan di dalam kartel tersebut, yang juga didirikan oleh Joaquin "El Chapo" Guzman, yang saat ini sedang menjalani hukuman seumur hidup di penjara Amerika Serikat.


Setelah penahanan Zambada yang berusia 70 tahun, faksi kedua terbesar di dalam Kartel Sinaloa, yaitu para pewaris El Chapo yang dikenal sebagai The Chapitos, memulai upaya perebutan kekuasaan yang brutal di tanah kelahiran mereka, Sinaloa. 

Pertempuran sengit pun meletus antara pasukan Chapitos dan loyalis Zambada, yang masing-masing mengerahkan kekuatan mereka untuk mempertahankan dominasi.

Gubernur Sinaloa Ruben Rocha Moya pekan lalu mengumumkan, sebanyak 590 personel pasukan Garda Nasional telah dikerahkan untuk melindungi negara bagian tersebut. 

Ia menyatakan pasukan Garda Nasional bekerja sama erat dengan Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Polisi Negara Bagian dalam usaha untuk mengurangi kekerasan yang melanda daerah tersebut.


"Kami berharap mereka bisa membantu kami. Garda Nasional, Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Polisi Negara bekerja dengan sangat terkoordinasi, yang telah membantu kami mengurangi kekerasan. Namun, sayangnya, kami belum bisa mengatakan situasinya sudah sepenuhnya terkendali," ujar Rocha Moya.

Hingga kini, kekerasan belum menunjukkan tanda-tanda mereda sepenuhnya, dan ketegangan antara faksi-faksi yang saling berperang, masih terus berlangsung.

Situasi itu berdampak besar terhadap masyarakat setempat yang terus mengalami ketidakpastian dan kerugian ekonomi.

Baca juga: 101 Ucapan Selamat Ulang Tahun Islami di Bulan Oktober, Mengandung Doa Barakallah Fii Umrik 

Baca juga: Rusia Klaim Serangan Balik di Kursk Tewaskan 21.550 Tentara Ukraina dan Hancurkan 139 Tank

 

Berita Terkini