Salam

Tangani Rohingya Secara Komprehensif

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Imigran Rohingya Kembali mendarat di Aceh Timur, tepatnya di Gampong Paya Peulawi, Kecamatan Birem Bayeun, pada Sabtu (30/11/2024).

Upaya pemerintah Indonesia untuk mendorong terus menerus perdamaian di berbagai belahan dunia sangat penting. Apalagi di kawasan ASEAN, seperti di Myanmar, yang berdampak langsung pada Indonesia. Itu sebab kita memberikan apresiasi kepada Presiden Prabowo yang dalam lawatannya ke luar negeri selalu menekankan perdamaian. Prabowo meminta penghentian kekerasan segera di Palestina dan solusi pembentukan dua negara adalah satu-satunya pilihan saat ini. Peperangan antara Rusia-Ukraina juga minta dihentikan dengan segera. Dalam dunia yang saling terhubung, apa pun yang terjadi di kawasan lain akan mempengaruhi seluruh dunia. Dan tentu saja kedatangan pengungsi Rohingya yang terus menerus ke Aceh adalah terkait dengan perdamaian yang tak kunjung hadir di Myanmar.

Dampak kedatangan pengungsi Rohingya itu sungguh sangat besar, setidaknya bagi Indonesia. Bukan hanya menyibukkan pemerintah kabupaten/provinsi terkait tempat penampungan dan berbagai kebutuhan para pengungsi lainnya. Ada banyak implikasi sosial lainnya, termasuk bagi warga sekitar. Sudah tak terhitung Warga Negara Indonesia (WNI) yang harus berhadapan dengan aparat penegak hukum, karena terkait dengan Rohingya ini. Mereka terseret kasus perdagangan manusia, alias Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).  Sementara aktor penyelundup sesungguhnya berada di luar negeri dan tak terjangkau aparat penegak hukum. Sudah tak terhitung jumlah pengungsi Rohingya yang mendarat di Aceh.

Yang terkini, gelombang imigran Rohingya kembali tiba di wilayah Aceh Timur. Kali ini mereka mendarat di Gampong Paya Peulawi, Kecamatan Birem Bayeun, pada Rabu (30/11/2024). Keseluruhan ada 116 orang, terdiri atas 32 laki-laki dewasa, 46 perempuan dewasa, 15 anak laki-laki, dan 23 anak perempuan.

Mereka tiba di Pulau Ujung Perleng, Gampong Paya Peulawi, sekitar pukul 13.45 WIB. Seperti juga dalam beberapa kasus sebelumnya, mereka menyebut bahwa kapal yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan hingga tenggelam. Belum ada verifikasi dari aparat terkait identitas, kapal pengangkut yang disebut kecelakaan, dan beragam misteri lainnya.

Para imigran itu kemudian dievakuasi ke Pantai Pulau Ujung Perleng. Beruntung tidak ada yang meninggal dari 116 orang itu. Pihak kepolisian sempat kesulitan saat ke lokasi lantaran akses ke sana terbilang cukup jauh. Jarak Paya Peulawi dari jalan lintas Medan-Banda Aceh sekitar 3 jam perjalanan, kemudian dari Paya Peulawi ke Pulau Ujung Pereuleng juga harus naik boat.

Di sisi lain, masyarakat Paya Peulawi menolak untuk menampung para imigran Rohingya. Mereka tidak memberikan tempat penampungan sementara untuk 116 imigran itu. Menurut Zulkifli, penolakan itu karena Paya Peulawi tidak ada tempat yang cocok dan memadai untuk menampung para imigran. 

Dalam sejumlah kesempatan, pengamat politik dan hukum, juga sejumlah legislator meminta adanya solusi yang komprehensif untuk menangani Rohingya. Kalaulah kita tak mampu memulangkan mereka kembali ke Myanmar karena belum ada kedamaian di sana, kita sendiri di sini harus punya solusi yang tidak menambah persoalan bagi warga setempat. Di sisi lain, para pengungsi tersebut juga harus ditolong. Mereka tentu tak mau mengadu nasib melewati lautan ganas dengan perahu cetek kalau tidak ada apa-apanya di negeri sana, Myanmar. Mencari keselamatan dan penghidupan yang lebih baik adalah tujuan mereka sesungguhnya.

Meskipun tujuan itu dicapai dengan melibatkan para penyelundup manusia dan menyeret sejumlah nelayan kita ke hotel prodeo. Pada akhirnya, negara harus turun tangan. Tak bisa membiarkan persoalan internasional ini diselesaikan oleh Pemkab setempat atau bahkan warga tempat pengungsi mendarat. Sekali lagi, negara harus hadir, memberikan solusi yang komprehensif!(*)

 

POJOK

KIP: Partisipasi pemilih di Aceh tembus 85 persen

Rata-rata nasional di bawah 70 persen loh

116 Rohingya kembali mendarat di Aceh Timur

Ribuan lainnya kabur dari Aceh menuju negara ketiga

OJK Aceh kukuhkan Satgas Pasti untuk berantas keuangan ilegal

Setiap muncul masalah, selalu diselesaikan dengan pembentukan tim baru

Berita Terkini