Pidie

Bendungan Rajui di Pidie Belum Suplai Air ke Sawah, Petani Surati BWS Sumatera I Aceh

Penulis: Muhammad Nazar
Editor: Eddy Fitriadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bendungan Rajui di Gampong Mesjid Tanjong, Kecamatan Padang Tiji, Pidie, Selasa (17/12/2024), belum berfungsi.

Laporan Muhammad Nazar I Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Bendungan Rajui di Gampong Mesjid Tanjong, Kecamatan Padang Tiji, Pidie belum berfungsi. Petani telah melayangkan surat ke Balai Wilayah Sungai atau BWS Sumatera I Aceh, Banda Aceh, agar memfungsikan Bendungan Rajui untuk pemenuhan air 700 hektare sawah di Padang Tiji. 

Untuk diketahui, proyek Bendungan Rajui masuk dalam multiyears yang dikerjakan sejak tahun 2011, dengan alokasi dana mencapai Rp 73 miliar. 

"Bendungan Rajui harus segera beroperasi menyuplai air ke areal sawah petani pada masa tanam rendengan tahun 2024-2025. Sebab, jika hujan tidak turun sekitar 700 hektare sawah di Padang Tiji akan mengalami kekurangan air," kata Keujeuruen Chiek Kecamatan Padang Tiji, Muhammad Nasir, kepada Serambinews.com, Selasa (17/12/2024).

Ia menyebutkan, perkumpulan petani pemakai air Rajui, Kecamatan Padang Tiji telah melayangkan surat kepada Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera I Aceh, Banda Aceh. Surat itu dikirim pada tanggal 7 November 2024, tentang perihal permohinan pembukaan pintu air. 

Ia menyebutkan, surat yang dikirimkan Balai Wilayah Sungai Sumatera I Aceh, Banda Aceh, yang berisi enam poin, yang dibuat perkumpulan petani pada tanggal 18 Oktober 2024. Surat itu ditandatangani Camat Padang Tiji, Asriadi SSos, Keujeuruen Chiek Padang Tiji, Muhammad Nasir dan Tgk Azwani. 

Kata M Nasir, poin pertama, bahwa menghadapi musim tanam rendengan 2024-2025, Keujeuruen Blang Dalam Gampong, yang menggunakan air Bendungan Rajui dan Embung Seumayam akan melaksanakan tahapan turun ke sawah pada masa tanam rendengan, yang sesuai jadwal telah ditentukan. 

Poin keempat berisi antara lain, diimbau kepada pihak yang mengawasi Bendungan Rajui, agar segera menyelesaikan pekerjaan rehab bendungan tersebut supaya petani bisa menggunakan air dari bendungan. 

Poin kelima pihak BWS sebelumnya telah memohon kepada seluruh Keujeuruem Blang, agar tidak menggarap sawah di Mei hingga Oktober, mengingat BWS merehab bendungan. Saat itu, BWS meminta petani menggarap pada November 2024. 

"Kami minta kepada penjaga pintu air Bendungan Rajui, baik di atas maupun di bawah, agar menunjukkan petugas supaya dapat bekerja secara maksimal saat dibutuhkan. Pernyataan ini tertuang dalam poin enam," ujarnya.

Ia menambahkan, meski surat telah dikirim Balai Wilayah Sungai Sumatera I Aceh, Banda Aceh, DPR Aceh dan Satker Bendungan Rajui, namun sampai kini belum adanya respon untuk dibuka pintu air Bendungan Rajui. Petani di Padang Tiji kecewa dengan Balai Wilayah Sungai Sumatera I Aceh, Banda Aceh, yang belum menyikapi keluhan petani. 

"Saat ini, tanaman padi baru selesai disemai benih oleh petani," pungkasnya.

Informasi diperoleh Serambinews.com, Selasa (17/12/2024), saat ini belasan tiang listrik yang telah dipasang Balai Wilayah Sungai Sumatera I Aceh, Banda Aceh belum dipasang kabel listrik. 

Padahal, petani di kebun di kawasan Bendungan Rajui sangat mengharapkan dipasang kabel. PLN UP3 Sigli Kabupaten Pidie tidak memasang kabel listrik, dengan dalih belum diserahkan ke PLN UP3 Sigli.

Satker Bendungan Rajui Padang Tiji, Dedi Dahrizal, yang dikonfirmasikan Serambi, Selasa (17/12/2024), tidak berhasil melalui WhatsApp maupun saat ditelepon, karena yang bersangkutan tidak bersedia mengangkat ponselnya, meski telah memperkenalkan wartawan Serambi bertugas di Pidie melalui WhatsApp. (*)



Berita Terkini