SERAMBINEWS.COM - Mulai malam ini, Kamis (13/2/2025) umat Muslim akan menyambut malam Nisfu Syaban.
pada tahun 2025, malam Nisfu Syaban yang keberkahan ini jatuh pada Kamis (13/2/2025) malam setelah Maghrib. Sementara itu, hari Nisfu Syaban berlangsung pada Jumat (14/2/2025).
Malam Nisfu Syaban, yang berarti pertengahan bulan Syaban, merupakan momen penting bagi umat Muslim untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Malam ini diyakini memiliki keutamaan terkait pengampunan dosa, sehingga menjadi kesempatan bagi umat Muslim untuk bertaubat dan memohon ampunan.
Jelang malam Nisfu Syaban, umat Muslim di seluruh dunia mempersiapkan diri untuk menyambut malam penuh keberkahan ini.
Salah satu amalan yang dianjurkan adalah mandi junub, sebagai bentuk penyucian diri.
Baca juga: Malam Ini Nisfu Syaban, Ustaz Abdul Somad UAS Anjurkan Lakukan Deretan Amalan Ini, Hajat Terkabul
Suci dari hadats kecil dan hadats besar merupakan salah satu syarat sah melaksanakan ibadah, seperti shalat, itikaf di masjid, thawaf, menyentuh mushaf, dan sebagainya.
Untuk menghilangkan hadats kecil adalah dengan wudhu dan untuk menghilangkan hadats besar dengan mandi wajib atau mandi janabah yang biasa disebut mandi junub.
Disebut junub adalah ketika seseorang mengalami salah satu dari dua hal.
Pertama, keluarnya mani dari alat kelamin, baik secara sengaja atau tidak.
Kedua, melakukan jimak atau berhubungan suami istri, meskipun itu tidak sampai keluar mani.
Dilansir dari laman Kementerian Agama, Tim Layanan Syariah, Ditjen Bimas Islam, berikut ini adalah panduan lengkap tentang cara mandi junub, niat, serta sunnah-sunnah yang dapat dilakukan sebelum memasuki malam yang istimewa ini.
Baca juga: Hukum Membaca Surah Yasin pada Malam Nisfu Syaban, Apa Ada di Hadits? Begini Kata Buya Yahya
Rukun Mandi Junub
Ada dua rukun yang harus dilakukan ketika melaksanakan mandi junub, yaitu:
1. Niat
Di antara lafal niat dalam mandi junub adalah sebagai berikut:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ مِنَ اْلِجنَابَةِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Nawaitul-ghusla lirafil ḫadatsil-akbari minal-jinâbati fardlan lillâhi ta‘ala
"Saya niat mandi untuk menghilangkan hadats besar dari janabah, fardhu karena Allah ta'ala."
Dalam madzhab Syafi'i, niat harus dilakukan bersamaan dengan saat air pertama kali disiramkan ke tubuh.
Baca juga: Malam Nisfu Syaban, Bacaan Niat Sholat Sunah Bulan Syaban, Tatacara dan Amalannya
2. Mengguyur seluruh badan
Saat mandi wajib, seluruh badan bagian luar harus terguyur air, termasuk rambut dan bulu-bulunya.
Untuk bagian tubuh yang berambut atau berbulu, air harus bisa mengalir sampai ke bagian kulit dan pangkal rambut/bulu sehingga tubuh tidak tertempel najis.
Sunah mandi junub
Ada sejumlah kesunnahan yang bisa dilakukan saat melaksanakan mandi junub.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Imam al-Ghazali dalam kitab Bidâyatul Hidâyah, di antaranya adalah sebagaimana berikut:
1. Membasuh tangan hingga tiga kali.
2. Membersihkan segala kotoran atau najis yang masih menempel di badan.
3. Berwudhu dengan sempurna.
4. Mengguyur kepala sampai tiga kali, bersamaan dengan itu melakukan niat menghilangkan hadats besar.
5. Mengguyur bagian badan sebelah kanan hingga tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan badan sebelah kiri juga tiga kali.
7. Menggosok-gosok tubuh, depan maupun belakang, sebanyak tiga kali.
8. Menyela-nyela rambut dan jenggot (bila punya).
9. Mengalirkan air ke lipatan-lipatan kulit dan pangkal rambut. Sebaiknya hindarkan tangan dari menyentuh kemaluan, kalaupun tersentuh, sebaiknya berwudhu lagi. Wallâhu a‘lam.
Amalan Malam Nisfu Syaban
Dalam video yang beredar di TikTok, Ustadz Abdul Somad atau yang akrab disapa UAS mengungkap beberapa amalan yang bisa dikerjakan pada malam Nisfu Syaban.
Menurut UAS, pada malam Nisfu Syaban dianjurkan membaca surah Yasin sebanyak tiga kali.
Surah Yasin dianjurkan dibaca setelah selesai shalat maghrib.
Usai membaca surah Yasin, dianjurkan berdoa sebanyak-banyaknya kepada Allah SWT.
"Malam Nisfu Syaban, jangan lupa habis shalat maghrib baca Yasin 3 kali, habis itu berdoa kepada Allah SWT," kata UAS dikutip Serambinews.com dari akun TikTok @septiyana09, Kamis (13/2/2025).
Kemudian sempatkan pada sepertiga malam untuk melaksanakan shalat sunnah.
Diawali dari shalat sunnah wudhu, shalat sunnah taubat, shalat sunnah tahajud, shalat sunnah hajat, kemudian ditutup dengan shalat sunnah witir sampai menunggu adzan subuh.
Kata UAS, pada malam Nisfu Syaban juga dianjurkan shalat sunnah hajat dan memohon apa saja kepada Allah Ta'ala agar terkabulnya hajat.
"Shalat sunnah wudhu, shalat sunnah taubat, shalat sunnah tahajud, shalat sunnah hajat, shalat sunnah hajat minta apa saja hajatnya, habis itu tutup dengan shalat sunnah witir kemudian tunggu azan subuh, itu nanti dilakukan pada malam Nisfu Syaban," pungkas UAS.
Hukum Merayakan Malam Nisfu Syaban
Melasir NU Online, hukum memperingati malam Nisfu Syaban adalah sunah, hal itu dijelaskan dalam kitab Qalyubi wa ‘Umairah, yang artinya:
“Disunahkan menghidupkan malam hari raya, Idhul Fitri dan Idhul Adha, dengan berdzikir dan shalat, khususnya shalat tasbih. Sekurang-kurangnya adalah mengerjakan shalat Isya berjamaah dan membulatkan tekad untuk shalat Shubuh berjamaah. Amalan ini juga baik dilakukan di malam nisfu Sya’ban, awal malam bulan Rajab, dan malam Jumat karena pada malam-malam tersebut doa dikabulkan.”
Keistimewaan Malam Nisfu Syaban
Seperti yang disebutkan dalam kitab di atas, malam Nisfu Syaban sebaiknya dihidupkan dengan menjalankan ibadah semata-mata karena Allah SWT.
Karena malam Nisfu Syaban memiliki beberapa kesitimewaan antara lain:
1. Diampuni dosa-dosa
Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairrah, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“Apabila datang malam Nisfu Sya’ban, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa hambanya kecuali orang-orang musyrik dan orang-orang yang sangat memusuhi (agama-Nya)”
2. Doa dikabulkan
Dalam Kitab Mukhtashor Al-Fatawa Al-Mishriyyah Jilid 1 Hal. 291-292 disebutkan bahwa Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
“Ada lima malam di mana jika seseorang berdoa di malam itu, doanya akan dikabulkan. Malam-malam itu adalah: malam Jumat, awal malam Rajab, Malam Nisfu Sya’ban dan Malam Idul Fitri dan Idul Adha”
3. Menyambut bulan suci Ramadan
Bulan Syaban merupakan bulan yang Allah jadikan sebagai isyarat akan datangnya bulan Ramadan.
Hal tersebut ditegaskan oleh suatu hadits yang diriwayatkan oleh Muslim yang menyatakan bahwa Rasulullah memperbanyak puasanya di Bulan Sya’ban.
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha beliau berkata: “Tidaklah Rasulullah berpuasa lebih banyak dari puasanya di Bulan Sya’ban, karena sesungguhnya pada Bulan Sya’ban beliau berpuasa penuh di dalamnya” (H.R. Muslim)
Oleh karena itu, banyak umat Islam yang berdoa di malam Nisfu Syaban agar dipertemukan dengan bulan penuh pahala yakni Ramadan.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)