Platform "DarahTanyoe" Buatan Mahasiswa FMIPA USK Raih Juara 2 Sandbox 2.0 ITB

Penulis: Sara Masroni
Editor: Eddy Fitriadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DARAHTANYOE - Ciptakan platform sistem distribusi darah bernama DarahTanyoe, FMIPA USK raih Juara 2 dalam kompetisi nasional Sandbox 2.0, kategori Hack4Health yang diselenggarakan IEEE ITB Student Branch, Sabtu (12/4/2025).

Laporan Sara Masroni | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Syiah Kuala (USK) sukses meraih Juara 2 dalam kompetisi nasional Sandbox 2.0, kategori Hack4Health yang diselenggarakan Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) Institut Teknologi Bandung (ITB) Student Branch.

Tim ini terdiri dari lima mahasiswa lintas program studi ini menciptakan sebuah platform yang dinamai “DarahTanyoe” sebuah inovasi yang mengusung sistem distribusi darah yang lebih efisien, terintegrasi, dan responsif.

Mereka terdiri dari Glenn Hakim (Informatika) sebagai ketua tim, bersama empat rekannya yaitu Muhammad Bintang Indra Hidayat, Muhammad Habil Aswad, Ahmad Syah Ramadhan (ketiganya dari Informatika), dan Musliadi dari program studi Statistika. 

Kompetisi Sandbox 2.0 diselenggarakan dalam dua sesi yakni sesi Bi-weekly yang dilaksanakan secara daring selama lebih dari satu bulan, dan sesi final atau Hackday yang digelar secara luring di GEdung Serbaguna (GSG) Salman ITB. Sesi Bi-weekly berlangsung sejak 11 Februari hingga 22 Maret 2025, dan terbagi dalam tiga tahap.

Setiap tahap, peserta diberikan tantangan yang berbeda, mulai dari pengembangan ide awal, desain antarmuka, hingga membentuk Minimum Viable Product (MVP) atau produk awal yang sudah bisa diuji.

Platform ini dirancang untuk mengatasi tantangan klasik dalam proses pendonoran darah yaitu sulitnya menemukan pendonor dalam waktu kritis, serta tidak meratanya distribusi darah di berbagai wilayah.

“DarahTanyoe” hadir sebagai ekosistem digital yang mampu menghubungkan secara real-time antara pendonor, penerima, rumah sakit, hingga mitra penting seperti Palang Merah Indonesia (PMI).

Setelah lolos dari sesi daring, tim FMIPA USK terbang ke Bandung untuk mengikuti Hackday, sesi final yang berlangsung selama dua hari, tepatnya pada 11–12 April 2025.

Di sinilah para finalis ditantang untuk mengembangkan versi akhir dari proyek mereka selama 20 jam tanpa henti, sebelum akhirnya mempresentasikannya di hadapan dewan juri.

Rektor USK, Prof Marwan menyampaikan, apresiasi tinggi kepada tim mahasiswa FMIPA yang telah mengharumkan nama kampus di tingkat nasional. Ia berharap, prestasi ini menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa untuk berani berkarya dan menjawab tantangan masyarakat melalui inovasi. 

“Rektor melalui para dekan di masing-masing fakultas mengharapkan agar kegiatan-kegiatan seperti ini difasilitasi secara maksimal. Mahasiswa harus dibimbing secara teknis agar mereka benar-benar siap berkompetisi dan menang,” ujarnya.

Sementara Dekan FMIPA-USK, Prof Taufik Fuadi Abidin menyampaikan, prestasi ini menjadi sumber kebanggaan, bukan hanya untuk fakultas tersebut, tetapi juga bagi kampus secara keseluruhan. 

“Prestasi ini adalah hal yang sangat membanggakan, baik bagi FMIPA maupun USK. Ini bukti mahasiswa kita mampu bersaing di tingkat nasional,” katanya.

Dia juga menekankan pentingnya membangun ekosistem inovasi di lingkungan kampus agar lebih banyak lagi talenta muda bermunculan dan berani unjuk gigi di panggung nasional maupun internasional.

“Yang penting adalah bagaimana kita membina dan mempersiapkan mereka dengan baik. Semua mahasiswa punya potensi besar untuk berprestasi jika diberikan ruang dan dukungan yang memadai,” pungkasnya.(*)

Berita Terkini