SEKITAR 200 proyek di Aceh masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2025-2029. Beberapa di antaranya seperti pembangunan Jembatan Spiral Geurute hingga Pe-ngembangan Pelabuhan Krueng Geukueh.
Kepastian itu tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 tentang Renca-na Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2025-2029, yang dikeluarkan oleh Presiden Prabowo Subianto, Senin, 10 Februari 2025.
Sebagaimana diberitakan Serambi, Selasa (29/4/2025), dalam Perpres tersebut, pembangunan Jembatan Spiral Geurute ini masuk dalam kawasan swasembada pangan dan energi pesisir Barat Aceh. Sedangkan Pengembangan Pelabuhan Krueng Geu-kueh masuk dalam kawasan perkotaan Lhokseuma-we dan kawasan pengembangan industri Arun-Lhok-seumawe.
Selain itu, Presiden Prabowo juga mendorong pe-ngembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe. Di mana, pengembangan KEK Arun difokuskan untuk sektor industri prioritas seperti hilirisasi kelapa sawit, hilirisasi kelapa, industri ma-kanan dan minuman, industri kimia, industri kos-metik dan farmasi, dan industri energi dan green hydrogen.
Tak hanya itu, proyek lain yang juga masuk RPJMN adalah penuntasan pembangunan jalan ruas Geum-pang (Pidie)-Pameu (Aceh Tengah) dan Revitalisasi Da-nau Laut Tawar. Kemudian, di Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Nagan Raya juga akan dilakukan pe-ningkatan cadangan dan produktivitas batubara pada formasi Tutut.
Ini tentu menjadi kabar gembira bagi seluruh ma-syarakat Aceh, bukti bahwa Pemerintah Pusat ternya-ta memberi perhatian serius terhadap pembangun-an di provinsi yang berada di ujung paling barat Pulau Sumatera ini.
Tetapi perlu diingat, pembangunan tersebut baru akan berhasil jika mendapatkan dukungan dari se-luruh masyarakat. Kita masih ingat bagaimana Pre-siden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2022 lalu mencoret pembangunan Bendungan Tiro dari Pro-yek Strategis Nasional (PSN) karena masyarakat se-tempat tidak setuju dengan pembangunan bendung-an tersebut.
Tahun 2024 kemarin sebelum Pemilu, Presiden Jo-kowi juga mencoret dua proyek jalan tol di Aceh dari PSN, yakni pembangunan ruas jalan tol Lhokseu-mawe-Sigli dan ruas Langsa-Lhokseumawe. Alasan-nya kurang lebih juga sama, yakni progresnya yang sangat lambat.
Hal ini antara lain disebabkan oleh proses pembe-basan lahan yang lambat dan rumit, koordinasi anta-ra pemerintah dan masyarakat yang kurang baik, dan berbagai persoalan teknis lainnya.
Kita tentu tidak ingin hal yang sama juga terjadi pada ratusan proyek pembangunan yang sudah diren-canakan Pemerintah Pusat di Aceh. Karena itu, par-tisipasi aktif dari semua pihak, pemerintah (provinsi dan kabupaten/kota), dan masyarakat secara umum sangat dibutuhkan agar semua program tersebut bisa berjalan sukses.
POJOK
Ratusan proyek di Aceh masuk RPJM Nasional
Semoga tidak ada yang dicoret seperti masa presiden sebelumnya
Spanyol dan Portugal padam listrik
Itu saja pun ribut, di Indonesia sudah biasa
Angka pernikahan di MRB naik 30 persen
Bukti mahalnya harga emas tidak berpengaruh di Aceh, hehe...