Harga Emas

Harga Emas Turun Drastis! Imbas Kesepakatan Perdagangan AS dan Inggris

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HARGA EMAS - Harga emas mengalami penurunan pada hari Jumat (9/5/2025)
HARGA EMAS - Harga emas mengalami penurunan pada hari Jumat (9/5/2025)

SERAMBINEWS.COM-Harga emas mengalami penurunan pada hari Jumat (9/5/2025), setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan adanya kesepakatan perdagangan antara Amerika Serikat dan Inggris.

Kesepakatan ini meredupkan daya tarik emas sebagai aset yang aman (safe haven), sementara perhatian pasar kini beralih ke pembicaraan perdagangan antara AS dan Tiongkok yang dijadwalkan akhir pekan ini.

Dilansir dari kantor berita Reuters (9/5/2025), harga emas spot turun 0,8 persen menjadi $3.277,67 per ons pada pukul 02.17 GMT, sementara harga emas berjangka AS juga turun 0,7 persen, menjadi $3.282,80.

Dalam pengumuman yang dilakukan oleh Trump bersama Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, mereka menyebutkan adanya "kesepakatan terobosan" dalam perdagangan antara kedua negara.

Meskipun tarif 10 persen untuk barang-barang yang diimpor dari Inggris tetap berlaku, Inggris berkomitmen untuk menurunkan tarifnya dari 5,1 persen menjadi 1,8 persen, serta memberikan akses yang lebih besar kepada barang-barang AS.

Kyle Rodda, seorang analis pasar keuangan dari Capital.com, mengatakan, "Saya pikir kemajuan dalam perundingan perdagangan dan kesepakatan AS-Inggris adalah alasan utama mengapa harga emas turun dari level tertingginya. Pembicaraan tingkat tinggi antara AS dan Tiongkok akhir pekan ini juga mendorong investor untuk mengalihkan perhatian mereka dari emas."

Baca juga: Wow! Harga Emas Kembali Sentuh Rp 6 Juta per Mayam di Langsa Pada Kamis 8 Mei 2025

Selain itu, Trump juga mengungkapkan pada hari Kamis bahwa ia mengharapkan akan ada negosiasi yang substansial antara AS dan Tiongkok terkait perdagangan pada akhir pekan ini.

Trump bahkan meramalkan bahwa tarif hukuman AS terhadap Tiongkok, yang saat ini mencapai 145 persen, kemungkinan akan turun.

Emas sendiri selama ini dikenal sebagai lindung nilai (hedge) terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik. Dalam kondisi seperti itu, emas sering kali dilihat sebagai aset yang aman.

Namun, harga emas biasanya berkembang dengan baik di tengah suku bunga yang rendah, dan saat ini, pasar sedang menunggu perkembangan lebih lanjut tentang kebijakan moneter dari Federal Reserve AS.

Beberapa pejabat Federal Reserve AS dijadwalkan untuk memberikan pidato hari ini, yang akan memberikan wawasan lebih lanjut mengenai kondisi ekonomi AS dan arah kebijakan Fed.

 Ini terjadi setelah pada hari Rabu lalu, Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tetap, meskipun mereka memperingatkan tentang meningkatnya inflasi dan risiko pengangguran.

Di sisi lain, meskipun harga emas turun, data yang dirilis oleh World Gold Council menunjukkan bahwa pada bulan April, dana yang diperdagangkan di bursa emas yang didukung secara fisik mengalami arus masuk terbesar sejak Maret 2022.

 Pergerakan ini didorong oleh ketegangan perdagangan antara Tiongkok dan AS, dengan dana yang terdaftar di Tiongkok memimpin pergerakan ini.

Selain emas, harga logam lainnya juga mengalami pergerakan.

Harga perak spot turun 0,7 persen menjadi $32,27 per ons, sementara harga platinum sedikit naik 0,2 persen menjadi $977,85 per ons. Di sisi lain, harga paladium turun 0,4 persen menjadi $971,86 per ons.

Baca juga: Gempar! Trump Janjikan Kesepakatan Dagang Raksasa, Dunia Tunggu Arah Baru Perdagangan Global

(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)

Berita Terkini