Laporan Khalidin Umar Barat I Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Pemerintah Kota Subulussalam bersama DPRK menyimpulkan untuk menghentikan sementara operasional Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT Mandiri Sawit Bersama (MSB) di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.
Kesimpulan penghentian itu merupakan hasil rapat antara Pemko Subulussalam, DPRK dan manajemen PT MSB, Rabu (21/5/2025) di Ruang Rapat Wali Kota Subulussalam.
Rapat tersebut dipimpin Wakil Wali Kota Subulussalam, Nasir, bersama Wakil Ketua DPRK Subulussalam, Rasumin, serta pimpinan PT MSB.
Dalam rapat itu, Wakil Wali Kota menginstruksikan agar PT MSB menghentikan sementara kegiatan operasional karena diduga terdapat sejumlah permasalahan terkait perizinan.
Disetopnya operasional PT MSB ini karena masalah adanya sejumlah perizinan yang belum ada.
Namun pihak manajemen PT MSB tidak menandatangani berita acara rapat tersebut.
Usai dinyatakan dihentikan sementara operasional PT MSB di Desa Namo Buaya Kecamatan Sultan Daulat beredar pesan whatsapp pabrik tersebut tidak menerima Tandan Buah Segar (TBS) pada Kamis (22/5/2025) dengan alasan kerusakan mesin.
Kabar ini pertama kali mencuat di grup WhatsApp dan media sosial setelah salah satu supplier Tandan Buah Segar (TBS) menyampaikan pemberitahuan bahwa pembelian TBS dihentikan karena adanya kerusakan di pabrik.
"Selamat malam, untuk besok tanggal 22/05/25 SP PAS TIDAK TRIMA TBS di MSB dikarenakan pabrik tiba-tiba rusak. Sekian trimakasih," tulis supplier PAS dalam pesan yang beredar sejak Rabu (21/5) malam.
Pabrik PT MSB Desa Namo Buaya , Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam pun dilaporkan tidak beroperasi pada Kamis (22/5/2025).
Pabrik PT MSB di Subulussalam Tidak Beroperasi, Ternyata Bukan Karena Kerusakan
Namun, informasi mengenai kerusakan pabrik tersebut dibantah oleh Humas PT MSB, H Agustizar.
Saat dikonfirmasi Serambinews.com, Kamis (22/52025) Ia mengungkapkan penghentian sementara operasional pabrik bukan disebabkan oleh kerusakan, melainkan karena adanya instruksi dari Pemerintah Kota Subulussalam.
"Bukan rusak, tadi masih ada juga hidup mesinnya. Saya tanya ke pimpinan perusahaan Pak Riko, kenapa pabrik ditutup. Beliau menjawab karena ada arahan sewaktu rapat kemarin di kantor Wali Kota," kata Agustizar saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis (22/5/2025).