Ikut Ritual Pesugihan Bersama Teman, Kepsek di Kebumen Tewas Mengenaskan, Polisi Ungkap Dalangnya

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GAMBAR ILUSTRASI - menunjukkan seorang kepala sekolah (kepsek) di Kebumen, Jawa Tengah, ditemukan tewas mengenaskan usai mengikuti ritual pesugihan bersama seorang temannya.

Ikut Ritual Pesugihan Bersama Teman, Kepsek di Kebumen Tewas Mengenaskan, Polisi Ungkap Dalangnya

SERAMBINEWS.COM - Seorang kepala sekolah (kepsek) di Kebumen, Jawa Tengah, ditemukan tewas mengenaskan usai mengikuti ritual pesugihan bersama seorang temannya.

Peristiwa tragis ini mengejutkan warga setempat setelah jasad seorang pria ditemukan di kawasan Hutan Karangkembang, RT 01 RW 03 Dukuh Pagersuruh, Senin pagi (19/5/2025). 

Saat ditemukan, tidak ada indentias apapun di jasad seorang pria itu. 

Setelah dilakukan penelusuran, korban diketahui merupakan kepala sekolah SD Negeri Bringin 1 bernama Muhsan Ngali.

Ia tewas setelah diracun oleh rekannya, WH (27), saat melaksanakan ritual persugihan di Kebumen, Jawa Tengah.

Apa motif pelaku dan bagaimana pelaku meracuni korban?

Berdasarkan keterangan yang dihimpun, Motif di balik pembunuhan MU (55), akhirnya terungkap.

Pelaku sakit hati dan dendam karena pernah dihina tak bisa kaya meskipun sudah beberapa kali menjalani ritual pesugihan.

Pelaku berinisial WH (27), warga Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen meracuni korban karena sakit hati, dihina saat mengikuti ritual pesugihan yang tak kunjung memberi hasil.

Awal terungkapnya kasus ini dari penemuan sesosok mayat pada Senin, 19 Mei 2025 lalu di dukuh Pagersuruh Desa Kambangsari, Kecamatan Alian.

Jenazahnya ditemukan seorang warga yang sedang menggembala kambing.

Saat itu, tidak ada satupun warga setempat yang mengetahui identitas dari mayat tersebut karena tidak ditemukan tanda pengenal.

 Usai dilaporkan ke polisi dan dilakukan penyelidikan, sesosok mayat tersebut ternyata merupakan seorang kepala sekolah warga Kabupaten Magelang berinisial MU.

Dari keterangan polisi mayat tersebut dibunuh pelaku dengan cara diracun.

Menurut Kapolres Kebumen, AKBP Eka Baasith Syamsuri, pelaku menyimpan dendam lama terhadap korban karena merasa direndahkan.

MU pernah mengejek WH yang gagal mendatangkan kekayaan setelah menjalani ritual pesugihan bersama.

“Korban diduga pernah meremehkan pelaku dengan menyebut WH tidak mampu mendatangkan kekayaan melalui ritual tersebut,” ungkap Kapolres AKBP Eka Baasith Syamsuri, dilansir dari Tribunnews.com, Sabtu (24/5/2025)

Meski pernah dihina, WH masih menerima ajakan MU untuk kembali melakukan ritual pada Kamis (15/5/2025).

Namun ajakan itu dimanfaatkan pelaku untuk melancarkan aksi balas dendam.

Dalam persiapan ritual di lokasi petilasan, pelaku mencampurkan racun ke dalam air mineral yang disamarkan sebagai air kembang ritual. 

“Air beracun itu kemudian diberikan kepada korban,” terang Kapolres. 

Korban langsung sekarat seusai meminum air tersebut dan meninggal di lokasi. 

WH yang panik segera kabur dari lokasi, membawa sepeda motor dan handphone milik korban.

WH juga berusaha menghilangkan jejak kejahatannya dengan mempreteli motor korban dan mereset ponsel.

Namun penyelidikan cepat oleh Satreskrim Polres Kebumen membuahkan hasil.

Kurang dari 1x24 jam sejak jenazah ditemukan, WH ditangkap.

Barang bukti berupa motor Honda Beat dan ponsel Android milik korban disita polisi.

“Meski pelaku mencoba menghilangkan jejak, penyidik tetap bisa mengungkap fakta penting dari kasus ini,” kata AKBP Eka.

Kasus ini pun menjadi peringatan bagi masyarakat agar tidak mudah percaya atau terlibat dalam praktik mistis seperti pesugihan yang menjanjikan kekayaan instan.

Selain bertentangan dengan akal sehat, praktik seperti itu berisiko menimbulkan konflik bahkan kejahatan.

“Kami imbau masyarakat agar tidak mudah terjerumus dalam praktik mistis seperti ini yang berpotensi menimbulkan konflik bahkan tindak kriminal,” tegas Kapolres. 

Dalam kasus ini, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya sepeda motor Honda Beat dan handphone milik korban WH.

(Serambinews.com/ar)

Berita Terkini