SERAMBINEWS.COM, KISARAN - Polisi berhasil mengungkap komplotan perampok yang sering beraksi di Asahan, Sumatera Utara.
Bahkan seorang tersangka Fredi Sanjaya tewas ditembak polisi karena melakukan perlawanan.
Fredi Sanjaya terkenan tembakan polisi di bagian kepala belakang pelaku hingga meninggal dunia.
Komplotan perampok ini sudah tiga kali beraksi, diantaranya pernah merampok toko grosir yang terjadi di Jalan Kartini, Kisaran Baru, Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.
Pelaku juga beraksi di sebuah ruko di Aek Loba Pekan, Kecamatan Aek Kuasan, Asahan.
Dari enam tersangka yang ditangkap, seorang diantaranya adalah perempuan.
Komplotan perampok antar lintas Kabupaten diamankan oleh Satreskrim Polres Asahan, Minggu (25/5/2025).
Enam pelaku berhasil diringkus polisi di dua tempat yang berbeda dengan satu orang diantaranya meninggal dunia.
Keenamnya Dedi Firmansyah (41) warga Binjai Barat, Sayuti alias Agam (45), warga Binjai Selatan, Sofyan Ginting alias Jordi (33) warga Deliserdang, Pujiono alias Suhu (30) warga Serdang Bedagai, Fitri Susanti (29) warga Siak, Fredi Sanjaya (31) warga Kabupaten Langkat.
Fredi Sanjaya merupakan supir dan pencari kendaraan setiap beraksi, meninggal dunia setelah berupaya melarikan diri dan melakukan perlawanan saat diamankan oleh petugas.
Keenamnya diketahui sudah beraksi sebanyak 14 kali di lokasi yang berbeda-beda.
Di Kabupaten Asahan, Tebingtinggi, Binjai, Deliserdang, dan Batubara.
Baca juga: Perampok Berparang yang Bawa Kabur Rp400 Juta Milik Pengusaha Grosir Makassar Ditangkap
Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi menjelaskan, enam orang tersangka yang diamankan merupakan komplotan perampok toko grosir yang terjadi di Jalan Kartini, Kisaran Baru, Kisaran Barat, Kabupaten Asahan beberapa waktu lalu.
Katanya, selain di Jalan Kartini Kisaran, para tersangka melakukan aksi perampokan di dua lokasi lainnya di Kabupaten Asahan, di Aek Loba, dan Siumbut-umbut.
Kata Afdhal, para pelaku menargetkan toko-toko grosir yang memiliki potensi putaran keuangan yang besar sehingga dapat menguntungkan para pelaku.
"Aksi terjadi di Jalan Kartini, Kisaran Barat pada 20 Mei lalu. Korban bernama Nilawati mengalami kerugian kurang lebih Rp 7 juta," kata Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi, Rabu (28/5/2025).
Para pelaku masuk ke toko milik korban dengan merusak pintu toko dan mengancam korban akan menembak korban.
Namun, senjata yang digunakan tersangka ternyata hanya obeng yang dibalut dengan kain.
"Para tersangka mengancam korban dengan menggunakan obeng yang dibalut kain berwarna hijau sehingga tampak seperti senjata api. Mereka berhasil membawa kabur laptop, ponsel, dan uang tunai," jelasnya.
Selanjutnya, dijelaskan Afdhal para pelaku melakukan pencurian pada 29 April 2025 di Aek Loba Pekan, Kecamatan Aek Kuasan, Asahan.
"Para pelaku membobol jerjak pintu depan ruko dan mencuri sejumlah barang mulai dari beras, dompet, kunci mobil, hingga rokok berbagai merek serta uang tunai. Diperkirakan kerugian mencapai Rp 20 juta," katanya.
Aksi ketiga terjadi di Jalan Budi Utomo, Siumbut-umbut, Kisaran Timur pada 22 Mei 2025.
Pelaku berhasil menggasak 27 tabung gas elpiji 3 kilogram dengan puluhan slop rokok.
"Satu tersangka meninggal dunia F karena melakukan perlawanan. Dia berusaha melarikan diri, menendang pintu mobil dan melompati parit. Meskipun petugas sudah memberikan tembakan peringatan, F tidak menghiraukannya.
Salah satu petugas terpeleset, dan tidak sengaja senjata yang dibawanya meletus mengenali bagian kepala belakang pelaku hingga meninggal dunia,"
Jelas Afdhal, para tersangka memiliki peran yang berbeda-beda dengan Sayuti alias Agam berperan sebagai pelaku pengancaman dengan obeng yang disamarkan seperti senjata api.
Sofyan bertugas mematikan lampu ruko, Fredi bertanggungjawab menyediakan kendaraan alat pembobol. Dedi menerima barang curian, dan Fitri menjual barang bukti.
Sedangkan Pujiono berperan sebagai pendana operasional dan menjadi dukun yang menentukan waktu beraksinya para pelaku.
Sementara, Pujiono mengaku sebelum beraksi para pelaku meminta arahan dan tanggal untuk waktu aksi yang tepat bagi para pelaku.
"Mereka semua datang ke saya, menanyakan kapan mereka bisa beraksi. Saya kasih tanggal dan mereka beraksi," terang Pujiono.
Sementara di rumah Pujiono, petugas menemukan sebuah bonekahbyang diduga dipercaya sebagai alat perdukunan untuk melancarkan aksinya.
Kapolres Asahan menegaskan tidak ada ruang bagi kejahatan di wilayah hukum Polres Asahan, menurutnya ini merupakan bentuk komitmen Polres Asahan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.
Baca juga: BREAKING NEWS: Pemancing Hilang Jatuh dari Tebing di Pantai Ujung Pancu, Basarnas Lakukan Pencarian
Baca juga: Trump Membara! Sebut Putin Bermain Api dan Gila di Tengah Gempuran Mematikan Rusia ke Ukraina
Baca juga: Brigadir B Oknum Polisi Polda Kalteng Bantu Istri Edarkan Sabu, 57 Paket Seberat 45,96 Gram Disita
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com