Berita Viral

Kisah Pedagang 16 Ekor Sapi, Setahun Menanti Tak Kujung Dilunasi Kades: Masih Berutang Rp 290 Juta

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BELUM LUNAS - Air mata tak terbendung dari wajah seorang pedagang sapi asal Nusa Tenggara Barat (NTB). Ia menceritakan nasib 16 ekor sapi miliknya yang dijual ke kepala desa di Banten pada tahun 2024 namun hingga kini belum juga dibayar. 

Kisah Pedagang 16 Ekor Sapi, Setahun Menanti Tak Kujung Dilunasi Kades: Masih Berutang Rp 290 Juta

SERAMBINEWS.COM – Air mata tak terbendung dari wajah seorang pedagang sapi asal Nusa Tenggara Barat (NTB).

Ia menceritakan nasib 16 ekor sapi miliknya yang dijual ke kepala desa di Banten pada tahun 2024 namun hingga kini belum juga dibayar. 

Jumlah utang yang belum dilunasi mencapai Rp290 juta, dan janji pelunasan yang berkali-kali diucapkan tak kunjung ditepati.

Video curahan hatinya sambil menangis terekam dalam kamera ponsel dan viral di media sosial setelah diunggah oleh akun @dhemit_is_back01 pada Kamis (4/6/2025).

Diketahui, pria dalam video viral terlibat bisnis dengan Kades Mander, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Banten, bernama Edo Saefudin pada 2024.

Diduga, Kades Edo baru membayarkan uang muka sebesar Rp20 juta untuk pembelian 16 ekor sapi.

Ilustrasi sapi kurban, dibuat dengan chatGPT, Sabtu (24/5/2035). (ChatGPT)

Pedagang 16 ekor sapi itu mengaku, sang Kades belum melunasi pembayarannya hingga sampai saat ini.

Dalam unggahan tersebut juga disertai foto surat pernyataan dari Kades Edo yang akan membayar pembelian sapi 16 ekor seharga Rp290 juta.

Kades Edo berjanji pembayaran akan dilunasi pada akhir bulan Agustus 2024 dengan jaminan surat tanah berupa akta jual beli (AJB) dan bangunan seluas 950 M2.

Dalam surat yang ditandatangani di atas materai pada 16 Juni 2024 tersebut, Kades Edo juga siap atas konsekuensinya.

Ia mempersilakan pedagang yang bersangkutan untuk menjual rumahnya, apabila pembayaran tersebut tidak dia lunasi.

Setelah video tersebut viral, perangkat Desa Mander membenarkan terkait persoalan sang Kades yang diduga belum melunasi pembayaran sapi.

Hal ini diungkapkan oleh Staf Desa Mander bernama Hedi.

"Saya hanya tahu secara garis kecil, bahwa memang benar Pak Kades sedang menghadapi persoalan pembelian sapi," ujarnya, dilansir dari Tribun Banten.

Hedi menuturkan, pihak penjual yang bersangkutan sempat mendatangi kediaman Kades Edo untuk menagih sisa pembayaran,

Namun, kata dia, penjual tersebut tidak sempat bertemu dengan Kades Edo lantaran sedang keluar rumah.

"Karena mungkin tidak bertemu, akhirnya persoalan ini menjadi besar dan jadi sorotan di media sosial," ucapnya.

Dikatakan Hedi, Kepala Desa Edo Saefudin hingga kini masih aktif menjabat.

Sang Kades juga kerap menghadiri kegiatan di desa dan kecamatan.

"Beberapa waktu kayaknya sempat berkomunikasi, entah itu secara langsung atau lewat telepon, tapi detailnya tidak begitu tahu," pungkasnya.

Dikonfirmasi Tribun Banten, Kades Edo Saefudin mengakui soal permasalahannya belum membayar lunas transaksi 16 ekor sapi tersebut.

Menurut Edo, permasalahannya tersebut murni kekeliruan bisnis pribadi tanpa ada kaitan dengan jabatannya sebagai kepala desa.

Dia menceritakan, pembelian 16 ekor sapi ini dilakukan pada tahun 2024 dengan kesepakatan pembayaran dilakukan satu pekan usai Lebaran Iduladha 2024.

Akan tetapi, dia mengaku kena tipu oleh rekan bisnisnya.

"Saya jualan sapi cuma ketipu orang, jadi ini saya sama sekali enggak ada uang, juga enggak makan."

"Saya ketipu orang itu udah akhir lebaran 2024 anggap lah sapi sisa gitu cuma sisa pemilihan orang," ujar Edo pada Kamis (5/6/2025).

Hal ini juga membuat usaha bisnisnya kian terpuruk, sehingga kesulitan untuk melunasinya.

Kendati demikian, Edo melanjutkan, dirinya bertanggung jawab atas permasalahan tersebut.

Bahkan, dirinya telah memberikan jaminan kepada pedagang hewan ternak tersebut berupa surat AJB rumahnya.

"Kami punya itikad baik, maka kami berikan jaminan itu. Kalau memang si pedagang mau menjual rumah saya ya silakan, tapi bicarakan dulu harganya," jelasnya.

Edo menuturkan, sampai saat ini pihaknya sudah lama tidak berkomunikasi dengan pedagang hewan tersebut.

Dia juga mengaku masih membayarkan pelunasan secara bertahap.

"Terakhir komunikasi itu kemungkinan tahun 2024, sudah lama."

"Jadi sekarang itu ketika saya ada uang, ya langsung saya bayarkan secara bertahap," tuturnya.

Akibat permasalahan ini, Edo mengaku dihubungi Bupati Serang, Ratu Rachmatuzakiyah, untuk memberikan konfirmasi.

"Bupati sudah kontak, telepon ke saya kemarin sore ya nanyain itu, saya bilang ada sangkutan pribadi usaha saya. Cuma ya semakin kesini semakin sulit usaha saya," ucapnya.

Edo menegaskan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab dan menyelesaikan permasalahan dirinya dengan pedagang hewan ternak tersebut.

"Mohon doa, semoga ini segera selesai, ya karena ini murni bisnis pribadi," pungkasnya. 

(Serambinews.com/ar)

Berita Terkini