Aceh Barat

Cegah Konflik dengan Manusia, Gajah Liar di Aceh Barat Dipasangi GPS Collar oleh Petugas

Penulis: Sadul Bahri
Editor: Eddy Fitriadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Plt Kepala BPBD Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyah. Cegah Konflik dengan Manusia, Gajah Liar di Aceh Barat Dipasangi GPS Collar oleh Petugas.

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH - Langkah inovatif akan dilaksanakan kembali oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh guna merespons meningkatnya konflik antara manusia dan gajah liar di wilayah Kecamatan Pante Ceureumen. 

Untuk kedua kalinya, kawanan gajah liar yang selama ini meresahkan warga desa dipasangi alat pelacak canggih GPS collar guna memantau pergerakan mereka setiap waktu, setelah sebelumnya juga telah dilakukan hal yang sama di salah satu kawanan Gajah di Panteceureumen.

Dalam beberapa pekan terakhir, kawanan gajah liar diketahui berkeliling di tiga desa, yakni di Gampong Lango, Lawet, dan Canggai di Kecamatan Pante Ceureumen.

Keberadaan mereka bukan hanya mengejutkan, tetapi juga memicu kekhawatiran warga akibat kerusakan lahan dan potensi bahaya lain yang ditimbulkan saat gajah masuk ke area pemukiman dan pertanian seperti kebun kelapa sawit milik masyarakat.

"Setelah diusir dari Desa Lango, mereka pindah ke Lawet. Dari sana bergerak lagi ke Canggai, dan terus berputar-putar di wilayah itu. Ini sudah berlangsung sekitar sebulan," ujar Plt Kepala BPBD Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyah kepada Serambinews.com, Kamis (3/7/2025). 

Melihat eskalasi situasi, BPBD dan BKSDA bergerak cepat, salah satu gajah dari kawanan nantinya akan dipasangi GPS collar atau alat pelacak berbasis satelit yang memngkinkan petugas mengetahui lokasi dan arah pergerakan kawanan secara langsung.

Inisiatif ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam mitigasi konflik antara manusia dan satwa liar.

"Dengan GPS collar, kami bisa memantau pergerakan gajah setiap waktu. Jadi jika mereka mendekati pemukiman, kami bisa bertindak cepat dan mengarahkan kawanan kembali ke habitatnya," jelas Teuku Ronal.

Alat ini akan membantu petugas melakukan pengawasan secara lebih efektif dan efisien, sekaligus menjadi dasar pengambilan keputusan lapangan. Langkah preventif seperti penghalauan atau pengalihan jalur migrasi dapat dilakukan lebih dini, meminimalisir risiko kerusakan dan konflik yang lebih besar.

Dikatakan Ronal, bahwa langkah ini tidak hanya penting dari sisi keselamatan warga, tapi juga menjadi bagian dari komitmen pelestarian satwa liar. 

Kawanan gajah yang selama ini berpindah-pindah karena habitat alaminya terganggu, kini bisa lebih mudah dipantau dan diarahkan agar tetap berada di luar pemukiman dan kebun warga nantinya, setelah GPS itu di pasang.(*)

 

Berita Terkini