Bangunan pabrik padi modern tersebut dibangun pada tahun 2019 lalu menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan nilai anggaran Rp 7,7 miliar lebih.
Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menargetkan pada tahun 2025 ini, kilang padi modern atau Rice Milling Unit (RMU) milik pemerintah daerah di Komplek Balai Benih Utama Gampong Suak Labu, Kecamatan Tangan-Tangan bisa dioperasikan.
Hal itu disampaikan hal Plt Direktur BUMD Abdya, Suhaimi SH, Minggu (6/7/2025), di Blangpidie.
Sejak ditunjuk sebagai Plt Direktur BUMD Abdya pada pertengahan Mei 2025 lalu oleh Bupati Safaruddin, Suhaimi fokus melakukan pembenahan struktur kepengurusan yang dianggap tidak aktif lagi, serta menyiapkan administrasi untuk pengurusan legalitas badan hukum.
"Fokus awal kita menjalankan bisnis tahun ini dengan mengaktifkan RMU.
Sekarang kta sedang menyiapkan seluruh administrasi untuk legalitas," ujar Suhaimi.
Terkait apa saja bisnis yang akan dilaksanakan BUMD kedepannya, ia mengaku belum dapat menjelaskan secara terperinci, akan tetapi untuk awal permulaan fokus pada pengelolaan aset-aset daerah yang selama ini belum dikelola secara maksimal.
"Aset-aset daerah kita banyak, baik alat berat, alat pertanian maupun lahan sawah, termasuk pabrik es," katanya.
Ketua YARA Abdya nonaktif ini menyampaikan, target bisnis BUMD diawal kepemimpinannya tidak muluk-muluk, ia terlebih dulu mempelajari kondisi daerah agar penggunaan modal lebih tepat sasaran.
"Kita mengerti hukum, tidak ingin dikemudian hari bermasalah dengan hukum, jadi penggunaan modalnya pun harus lebih teliti. Maka kia fokus dulu ke untuk operasi RMU," ujar Suhaimi.
Menurutnya, potensi RMU yang bisa mengeringkan padi hingga 30 ton setiap delapan jam, dan menghasilkan beras premium serta medium sangat menjanjikan jika dikelola dengan maksimal.
“Maka, pabrik ini segera difungsikan sebagai pusat penggilingan gabah dan penyerapan hasil panen petani,” ujarnya.
Ia menjelaskan, BUMD Abdya ini ibarat mobil rusak yang tak punya lagi roda. Jadi, harus diganti bannya dulu, biar bisa jalan.
Selain itu, kata dia, BUMD juga akan menjalin kemitraan dengan Bulog, serta mengelola lahan sawah milik pemerintah dalam mendukung swasembada pangan daerah.
“Untuk dukungan operasional, BUMD segera mengajukan penyertaan modal dari pemerintah daerah, dan dalam waktu dekat membentuk sub-bidang usaha, serta merekrut staf teknis berkompeten,” ucapnya.
Suhaimi menyebutkan, keberadaan BUMD ini, diharapkan menjadi titik awal pembenahan ekonomi lokal Abdya, terutama dalam peningkatan produktivitas petani, penguatan rantai pasok pangan, dan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sebelumnya, Bupati Abdya Dr Safaruddin SSos, MSP, terus melakukan berbagai langkah untuk mewujudkan cita-cita Presiden Prabowo menjadikan Indonesia swasembada pangan.
Salah satu upaya Bupati Safaruddin untuk mewujudkan cita-cita tersebut, yakni menghidupkan kembali kilang padi modern atau RMU di Komplek Balai Benih Utama, Suka Labu, Kecamatan Tangan-Tangan.
RMU milik Pemerintah Abdya itu mampu menampung gabah 40 ton per hari.
Bangunan pabrik padi modern tersebut dibangun pada tahun 2019 lalu menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan nilai anggaran Rp 7,7 miliar lebih.
“Pak Presiden memiliki cita-cita besar ingin menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan.
Itu sudah dimulai dengan stabilitas harga gabah yang dibeli oleh Bulog Rp 6.500 per kilogram.
Itu sangat membantu sekali, dan petani juga mengucapkan terima kasih atas kebijakan Pak Presiden,” kata Safaruddin, kepada Serambinews.com, Jumat (18/4/2025) lalu.
Apalagi, serapan gabah kering panen (GKP) dari petani Abdya telah mencapai 2.737,91 ton.
Angka ini telah melewati target yang ditetapkan sebesar 2.651,36 ton.
“Tentu, ke depan harus kita pertahankan, malah kita tingkatkan lagi.
Salah satunya bagaimana kita mengerakkan para petani sadar bahwa semua pihak harus bersinergi, baik petani dengan penyuluh pertanian dan juga dengan pemerintah untuk mencapai target besar itu,” ujarnya.
Ke depan, kata Safaruddin, gabah hasil panen petani Abdya harus ditampung oleh Bulog.
Malahan, pihak Bulog mengatakan bahwa Abdya perlu punya pabrik operasional untuk penggilingan padi agar jangan dibawa lagi ke kabupaten tetangga.
“Oleh karenanya, Insya Allah pabrik padi pemerintah yang ada di Tangan-Tangan akan kita fungsikan lagi.
Dan salah satu pihak swasta yaitu penggilingan padi Laris juga menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah dalam penggilingan gabah,” ujarnya.
Selain itu, ia akan melakukan intervensi atau negosiasi dengan pihak Perbankan Syariah baik BSI maupun Bank Aceh untuk memberikan modal usaha kepada para petani Abdya.
Apalagi, baru-baru ini Bupati Safaruddin membawa pulang lima unit Traktor 4 roda (4WD) sumber APBN melalui Satker Aceh.
Alat dan mesin pertanian (Alsintan) itu diperuntukkan untuk petani Abdya agar memudahkan saat memasuki musim turun ke sawah. (*)