Dunia Santri

RASIE Academy Gelar Seminar dan Diskusi Santripreneur, Santri Didorong  Jadi Pengusaha

Direktur RASIE Academy menyebutkan, kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi santri agar tidak hanya menjadi pewaris ilmu agama

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/HO
DISKUSI SANTRI - Kalangan dayah, pemuda, santri yang tergabung dalam komunitas RASIE Academy Samalanga, Bireuen, Jumat (12/9/2025) sore menggelar seminar dan  diskusi santripreneur bertajuk “Semangat, Peluang dan  Tantangan Santri Menjadi Pengusaha. Pertemuan berlangsung di Rasie Kupi, Samalanga. Serambinews.com/handover 

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Kalangan dayah, pemuda, santri yang tergabung dalam komunitas RASIE Academy Samalanga, Bireuen, Jumat (12/9/2025) sore menggelar seminar dan  diskusi santripreneur bertajuk “Semangat, Peluang dan  Tantangan Santri Menjadi Pengusaha".

Pertemuan berlangsung di Rasie Kupi, Samalanga menghadirkan puluhan santri, mahasiswa, serta pemuda dari berbagai daerah di Aceh. Tgk Martunis A Jalil selaku direktur RASIE Academy kepada Serambinews.com, Sabtu (13/9/2025) mengatakan, seminar tersebut menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Tgk. Zahrul Fuadi, Bendahara Umum PB RTA Aceh sekaligus Owner Ambassador Cell, serta Tgk M Alfadhil, Ketua PC RTA Bireuen sekaligus Direktur PT Yadara Travel. Pertemuan dipandu Tgk Zawil Kiram sebagai moderator.

Direktur RASIE Academy menyebutkan, kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi santri agar tidak hanya menjadi pewaris ilmu agama, tetapi juga pelaku ekonomi yang tangguh.

“Kami ingin melahirkan generasi santri yang kreatif, berani, dan siap berkontribusi dalam membangun ekonomi umat dan bangsa,” jelasnya. Melalui forum ini, panitia berharap lahir jejaring santri dan pemuda yang siap berkolaborasi dalam dunia usaha. Beberapa ide dan rekomendasi pengembangan santripreneur juga muncul dari diskusi untuk ditindaklanjuti ke depan.

Dalam pemaparannya, Tgk. Zahrul menekankan pentingnya nilai-nilai pesantren seperti kedisiplinan dan integritas sebagai modal utama berwirausaha.

“Santri harus berani terjun ke dunia usaha dengan membawa prinsip kejujuran.” ujarnya. Sementara itu, Tgk M Alfadhil berbagi pengalaman membangun usaha dari nol hingga berkembang. Ia menegaskan bahwa santri harus mampu memanfaatkan peluang digital.

“Di era sekarang, teknologi adalah pintu besar. Santri jangan ragu menggunakan media sosial untuk mengembangkan usaha,” katanya. Kegiatannyang berlangsung sejak pukul 16.00 hingga 18.00 WIB itu juga diisi dengan sesi diskusi interaktif. 

Peserta aktif mengajukan pertanyaan, mulai dari strategi memulai usaha dengan modal minim hingga cara menyeimbangkan nilai kesederhanaan santri dengan tuntutan dunia bisnis.  

Acara ini turut mendapat dukungan dari PT. Yadara Travel sebagai sponsor, yang sekaligus memperkuat semangat kolaborasi antara dunia pesantren dan dunia usaha.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved