Berita Simeulue

Gempa M 5,2 Guncang Sinabang, Warga Simeulue Tetap Tenang Berkat Kearifan Lokal Smong

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,2 mengguncang wilayah pesisir barat Kabupaten Simeulue, Aceh, pada Selasa pagi (23/9/2025) pukul 08.20 WIB

|
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HO
GEMPA SIMEULUE - Suasana pusat kota tepatnya di SPBU setempat di Desa Suka Jaya, Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Selasa (23/9/2025). Warga Simeulue tetap tenang setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,2 yang mengguncang pada pagi tadi. 

Wilayah ini beberapa kali diguncang gempa dahsyat, termasuk gempa besar yang terjadi pada 26 Desember 2004, meskipun pulau ini relatif lebih aman dari tsunami karena posisi geografisnya.

Baca juga: Gempa Guncang Simeulue, Terasa Hingga Aceh Selatan, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa besar berkekuatan 8,6 SR juga mengguncang Simeulue pada Maret 2005, menyebabkan kerusakan signifikan dan menjadi salah satu gempa terbesar di Indonesia.

Gempa di Simeulue umumnya gempa di wilayah ini bersifat dangkal dan berasal dari aktivitas subduksi.

Banyak gempa tidak berpotensi tsunami, tetapi tetap penting untuk diwaspadai karena bisa merusak infrastruktur lokal.

Berdasarkan cerita masyarakat setempat, karena seringnya terjadi gempa, masyarakat Simeulue memiliki kearifan lokal berupa istilah "smong", yaitu peringatan tradisional tentang tsunami yang diwariskan secara lisan. 

Berkat pengetahuan ini, banyak warga Simeulue selamat dari tsunami 2004 karena mereka segera mengungsi ke tempat tinggi setelah merasakan gempa.

Asal-usul dan Makna Smong

- Smong berasal dari bahasa Devayan, salah satu bahasa daerah di Simeulue.

- Istilah ini digunakan untuk menggambarkan gelombang laut besar yang datang setelah gempa bumi.

- Dalam tradisi lisan, smong diajarkan kepada anak-anak sejak kecil melalui cerita, lagu, dan nasihat orang tua.

Baca juga: Rekrutmen Perwira Prajurit Karier PA PK TNI 2025 Dibuka, 105 Jurusan Bisa Daftar, Cek Syaratnya

Sejarah Penyelamatan Nyata

- Saat tsunami dahsyat melanda Aceh pada 26 Desember 2004, masyarakat Simeulue secara spontan menyelamatkan diri ke tempat tinggi setelah merasakan gempa.

- Mereka teringat pesan leluhur: “Jika ada gempa besar dan laut surut, segera lari ke bukit. Itu smong.”

- Berkat pengetahuan ini, korban jiwa di Simeulue sangat minim, meski pulau itu dekat dengan pusat gempa.

Smong bukan hanya peringatan, tapi juga bentuk pendidikan kebencanaan berbasis budaya.

Ia menunjukkan bahwa pengetahuan lokal bisa lebih efektif daripada teknologi modern jika ditanamkan secara konsisten.

Kini, smong menjadi studi kasus internasional tentang bagaimana kearifan lokal dapat memperkuat mitigasi bencana.

Baca juga: Prompt Gemini AI Foto Kertas Sobek Lagi Viral dengan Berbagai Ekspresi Wajah, Salin Teks Berikut Ini

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved