Info Subulussalam 

Kisah Tanah Kejujuran di Jejak Syekh Hamzah Fansuri

Kisah tanah jujur ini berkaitan erat dengan alasan Syekh Hamzah Fansuri, memutuskan menetap dan mendirikan Kampong Oboh.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
Makam Syekh Hamzah Fansuri: Makam Syekh Hamzah Fansuri di pinggir sungai Lae Soraya di Kampong Oboh, Kecamatan Rubdeng, Kota Subulussalam, Selasa (11/11/2025). 

Kisah tanah jujur ini berkaitan erat dengan alasan Syekh Hamzah Fansuri, memutuskan menetap dan mendirikan Kampong Oboh.


Laporan Wartawan Serambi Indonesia Dede Rosadi I Subulussalam 

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Kampong Oboh, tempat peristirahatan terakhir penyair sufi Syekh Hamzah Fansuri di Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam, dikenal sebagai tanah kejujuran. 

Masyarakat di bantaran sungai Lae Soraya tersebut mengetahui kisah tanah jujur dari cerita turun temurun nenek moyang mereka.

Kisah tanah jujur ini berkaitan erat dengan alasan Syekh Hamzah Fansuri, memutuskan menetap dan mendirikan Kampong Oboh.

Alkisah sekitar abad 16 Masehi, ahli tasawuf Syekh Hamzah Fansuri, singgah dari pengembaraannya menyebabkan Islam di pinggir sungai yang kini dikenal sebagai Kampong Oboh. 

Kala itu Oboh masih berupa hutan belantara yang belum memiliki nama. Sampai di Oboh, sang ulama menaman padi. 

Uniknya hasil panen padi jumlahnya sama dengan bibit yang ditanam. 

"Setelah ditanam padi misalnya bibitnya satu kaleng ketemu satu kaleng. Jadi apa kata Tuan Syekh inilah tanah jujur. 

Abdullah penjaga atau juru kunci makam Syekh Hamzah Fansuri di Kampong Oboh, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam
Abdullah penjaga atau juru kunci makam Syekh Hamzah Fansuri di Kampong Oboh, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam (SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI)

Aku ga kemana-kemana, begitulah kira-kira," kata Abdullah Penjaga Makam Syekh Hamzah Fansuri.

Kisah itu tentu tidak mudah untuk dipahami secara harfiah. Lebih-lebih, Kampong Oboh yang berada di daerah aliran sungai dikenal memiliki tanah subur. 

Ini terlihat dari tanaman kelapa sawit milik warga di Kampung Oboh, tumbuh subur denah hasil panen cukup melimpah. 

Boleh jadi tanah jujur yang dimaksud pengarang syair Perahu itu, merupakan sebuah filsafat seorang ulama tasawuf. 

Untuk memahami hanya dengan mendalami karya-karya Tuan Syekh Hamzah Fansuri.

Pastinya tanah kejujuran telah diwariskan leluhur kota dengan motto Sada Kata. 

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved