Berita Banda Aceh

Pertama di Indonesia, Pelabuhan Ulee Lheue Terapkan Aplikasi SiJambang Penimbangan Angkutan Barang

“Keuntungannya (pakai SiJambang) adalah kita terukur, tidak ada truk kelebihan muatan di atas 30 ton.

Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/RIANZA ALFANDI
SOSIALISASI – Kepala UPTD Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan Wilayah I Aceh, Husaini, melakukan sosialisasi penerapan aplikasi SiJambang kepada para sopir mobil angkutan, di Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh, Rabu (12/11/2025) pagi. 

 

“Keuntungannya (pakai SiJambang) adalah kita terukur, tidak ada truk kelebihan muatan di atas 30 ton. 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Rianza Alfandi | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Banda Aceh akan menjadi pelabuhan pertama di Indonesia yang menerapkan Sistem Informasi Jembatan Timbang (SiJambang), sebuah inovasi digital untuk penimbangan angkutan barang secara elektronik.

Kepala UPTD Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan Wilayah I Aceh, Husaini, mengatakan hadirnya aplikasi SiJambang merupakan langkah awal menuju digitalisasi layanan pelabuhan, sekaligus upaya menjaga keselamatan dan efisiensi operasional penyeberangan.

“Keuntungannya (pakai SiJambang) adalah kita terukur, tidak ada truk kelebihan muatan di atas 30 ton. 

Karena kemarin setelah dermaga kita dengan jenis MB (movable bridge atau jembatan bergerak di pelabuhan) diaudit oleh konsultan, dengan usia yang sudah 20 tahun, itu batas maksimal 30 ton,” jelas Husaini.

Hal itu disampaikan Husaini saat melakukan sosialisasi penerapan SiJambang di Pelabuhan Ulee Lheue Banda Aceh, Rabu (12/11/2025) pagi. 

“Tanpa berbasis digital, dengan manual itu bisa saja batas maksimalnya melebihi 30 ton, menjadi 34, 36, 37 ton. 

Ini membahayakan keselamatan pelayaran, tidak stabilnya kondisi kapal, dan overcapacity,” lanjutnya.

Husaini juga menjelaskan, sistem SiJambang ini memungkinkan perusahaan jasa angkutan atau sopir untuk menginput data muatan satu hari sebelum penyeberangan melalui aplikasi. 

Data tersebut kemudian diverifikasi kembali saat kendaraan ditimbang di pelabuhan.

“Dengan aplikasi ini, satu hari menjelang melakukan penyeberangan, jasa angkutan boleh meng-input melalui aplikasi kami. 

Misalnya hari ini menyeberang, kemarin dia sudah menginput data, dan baru diverifikasi kembali di Jembatan Timbang hari ini,” jelasnya. 

“Kalau truknya over kapasitas atau tidak sesuai dengan data yang diinput maka tidak akan keluar struk masuk ke kapal dan harus kembali, tidak kita izinkan untuk menyeberang,” lanjutnya. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved