Berita Bireuen

Dosen UMMAH Ciptakan Inovasi IoT dan Ekonomi Kreatif

Ditambahkan, para dosen selain melatih juga menyerahkan berbagai aset strategis kepada masyarakat binaan, meliputi mesin pengolah

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/HO 
Pemberdayaan- Sejumlah dosen UMMAH Bireuen ciptakan program mengintegrasikan teknologi Internet of Things (IoT) pemberdayaan masyarakat berlangsung di Dusun Teupuh, Desa Sagoe, Kecamatan Peusangan, Bireuen. Serambinews.com/HO 

Ditambahkan, para dosen selain melatih juga  menyerahkan berbagai aset strategis kepada masyarakat binaan, meliputi mesin pengolah

Laporan Yusmandin Idris I Bireuen

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Sejumlah dosen Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (UMMAH) Bireuen ciptakan program mengintegrasikan teknologi Internet of Things (IoT) dengan ekonomi kreatif untuk menciptakan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. 

Kegiatan pemberdayaan masyarakat berlangsung di Dusun Teupuh, Desa Sagoe,
Kecamatan Peusangan, Bireuen.

Humas UMMAH, Fohan Muzakir, M.Sos kepada Serambi, Rabu (12/11/2025) mengatakan, kegiatan lapangan merupakan program mahasiswa berdampak, pemberdayaan masyarakat oleh Badan Eksekutif Mahasiswa dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).

Program mengintegrasikan teknologi Internet of Things (IoT) Integrasi Ekonomi Kreatif dengan Sistem Monitoring Kesehatan Lingkungan Berbasis IoT untuk Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan. 

Baca juga: 6 Mahasiswa Pendidikan Ekonomi UMMAH Magang di BPJS Kesehatan Aceh Tengah

Pengadilan diketuai Aris Winandar, SKM MKes dan dua anggota yaitu Sri Wahyuni, SKM MKes
dan Ns Bukhari SKep MKes.

Ditambahkan, para dosen selain melatih juga  menyerahkan berbagai aset strategis kepada masyarakat binaan, meliputi mesin pengolah limbah jagung, alat transportasi inovatif, incinerator, serta teknologi IoT untuk monitoring kesehatan lingkungan. 

Ketua pelaksana Aris Winandar, SKM MKes mengatakan, kehadiran teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat. 

"Kami tidak hanya menyerahkan peralatan, tetapi juga memberikan pembekalan komprehensif kepada mitra dalam mengolah limbah kulit jagung menjadi produk kerajinan seni yang
bernilai ekonomi," ungkapnya.

Menurut Aris Winandar, salah satu keunggulan program ini adalah transformasi limbah kulit jagung yang selama ini terbuang percuma menjadi berbagai produk kerajinan seni. "Melalui pelatihan intensif, masyarakat binaan di Desa Sagoe kini telah mampu memproduksi kerajinanberkualitas yang siap dipasarkan" ungkap Aris Winandar. 

Sri Wahyuni menambahkan mitra binaan sudah mulai berproduksi dan memasarkan produk melalui media online. 

"Ini menunjukkan bahwa pemberdayaan ekonomi kreatif dapat berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan." ungkap Sri Wahyuni. 

Sementara itu, Ns. Bukhari menjelaskan Integrasi teknologi IoT dengan program pemberdayaan masyarakat ini merupakan pendekatan holistik yang menggabungkan aspek kesehatan lingkungan, ekonomi, dan pemberdayaan sosial. 

Program BEM Berdampak di Desa Sagoe ini diharapkan menjadi model pemberdayaan masyarakat yang dapat direplikasi di wilayah lain di Kabupaten Bireuen maupun Aceh, ujarnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved