Berita Bireuen
Abrasi Meluas di Jangka-Bireuen, Sirkulasi Air ke Tambak Terganggu, Sawah Terancam Banjir
“Usaha tambak rugi, karena saat diperlukan air asin atau laut laut tidak bisa masuk lagi ke saluran karena sungai sudah tertutup. Kalau petani sawah
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nurul Hayati
“Usaha tambak rugi, karena saat diperlukan air asin atau laut laut tidak bisa masuk lagi ke saluran karena sungai sudah tertutup. Kalau petani sawah saat musim penghujan, hujan deras padi terendam karena air tidak bisa mengalir lancar,” ujarnya.
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Pesisir pantai kawasan enam desa di Jangka, Bireuen meluas, mulut sungai tertutup pasir, sirkulasi air ke tambak terganggu dan petani sawah juga terancam banjir.
Hal tersebut disampaikan Edi Saputra, warga Desa Alue U Jangka kepada Serambinews.com, Rabu (12/11/2025) setelah kawasan tersebut dihantam ombak laut.
Ombak laut menghantam bibir pantai enam desa mulai dari Desa Alue U, Pante Ranup, Pante Paku, Pante Sukon, Pulo Pineung Meunasah Dua dan Punjot.
Amatan Serambinews.com di Desa Alue Ue, ada sekitar 100 meter aliran sungai tertutup pasir, pematang tambak udang di dekat alur sungai juga rusak.
Hamparan pasir menutup mulut sungai dan informasinya sudah beberapa kali terjadi, masyarakat kemudian menggali dengan peralatan sederhana maupun alat berat, namun tertutup lagi.
Edi Saputra mengatakan, dampak besar musibah bencana alam antara lain sirkulasi air laut ke tambak tidak lancar lagi, usaha tambak terancam.
“Usaha tambak rugi, karena saat diperlukan air asin atau laut laut tidak bisa masuk lagi ke saluran karena sungai sudah tertutup. Kalau petani sawah saat musim penghujan, hujan deras padi terendam karena air tidak bisa mengalir lancar,” ujarnya.
"Beberapa waktu lalu katanya, petani menggali secara manual dan pernah mendatangkan alat berat menggali sungai agar air lancar dan sejak beberapa hari sudah tertutup lagi,” ujarnya.
Baca juga: Dampak Banjir Abdya, 20 Hektare Lahan Sawah Milik Petani Rusak Parah
Edi Saputra didampingi warga lainnya mengharapkan dinas terkait, untuk turun tangan dan
melihat secara dekat kondisi bibir pantai Kerusakan tambak udang dan ikan katanya mencapai 40 hektare lebih dan menyebabkan kegiatan mencari nafkah susah.
Ditambahkan, dampak dari ombak besar dan belum adanya pemasangan batu di dekat mulut kuala petani tambak dan petani sawah hampir setiap tahun saat musim hujan deras tergenang.
Masyarakat sangat mengharapkan dinas terkait melihat secara dekat kondisi mulut kuala, penanganan yang diperlukan dan juga upaya dalam hal memperbaiki tambak yang rusak dihantam ombak, ujarnya.
Disebutkan, ada sekitar 50 hektare tambak udang dan ikan di sejumlah desa pesisir Kecamatan Jangka, Bireuen, rusak usai diterjang ombak besar dampak angin kencang melanda kawasan itu.(*)
| Dosen UMMAH Ciptakan Inovasi IoT dan Ekonomi Kreatif |
|
|---|
| Sekda Aceh M Nasir Kenang Masa Sekolah Saat Hadiri Reuni SMAN 1 Peusangan |
|
|---|
| Pilchiksung di Keude Matang Bireuen, Teuku Irfan Menang Telak, Ini Suaranya |
|
|---|
| Khidmat dan Semaraknya Peringatan Hari Pahlawan di Pendopo Bupati BIreuen, Veteran Dapat Bingkisan |
|
|---|
| Persediaan Darah di UTD RSUD Bireuen Sangat Menipis |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Mulut-saluran-atau-anak-sungai-di-Alue-U-Jangka-Bireuen-tertutup-pasir-ombak-laut.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.