Guru Besar FEB Unimal Bersama Pejabat Pemko Edukasi Warga Lingkungan Kampus Cegah Stunting

Kegiatan berakhir dengan penyusunan komitmen bersama warga Desa Blang Pulo untuk mendukung program “Zero New Stunting” melalui edukasi gizi, peningkatan kebersihan lingkungan, dan penguatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu.

Masalah sosial dan lingkungan

Sementara itu, Salahuddin, memaparkan materi berjudul “Kolaborasi Percepatan Penurunan Stunting dan Ketahanan Pangan.” Ia menegaskan bahwa penurunan angka stunting tidak dapat dilakukan secara sektoral.

“Kita perlu sinergi dari berbagai pihak—pemerintah, akademisi, tenaga kesehatan, hingga keluarga. Stunting bukan hanya masalah gizi, tapi juga masalah sosial dan lingkungan,” tegasnya.

Baca juga: Kajati Aceh Lantik Wakajati, Asisten, dan Para Kajari, Ini Nama-namanya

Dalam sesi berikutnya, Prof A  Hadi Arifin membawakan materi “Kerangka Konsep Percepatan Penurunan Stunting di Desa Blang Pulo Kota Lhokseumawe.”

Guru besar FEB Unimal itu menekankan pentingnya pendekatan berbasis keluarga dan komunitas.

Menurutnya, edukasi gizi, perbaikan sanitasi, serta keterlibatan ibu dan kader posyandu merupakan kunci utama untuk menekan angka stunting secara berkelanjutan.

Adapun Dr Faisal Matriadi, SE., M.Si, dalam paparannya berjudul “Perkuat Kolaborasi dan Sinergitas untuk Zero New Stunting Menuju Generasi yang Semakin Gemilang,” menyoroti perlunya membangun jejaring kerja antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat sipil.(*)

Baca juga: Mahasiswa Unimal KKN Sosialisasi Daur Ulang Sampah di MTsS Syamsuddhuha