Luar Negeri

Demo Peru Tewaskan Satu Orang, Pemicunya Rakyat Muak Setor Uang Keamanan ke Geng Kriminal

Salah satu pemicu gelombang demonstrasi tersebut adalah rakyat muak karena diperas oleh geng-geng kriminal, di samping isu korupsi yang meresahkan.

Editor: Faisal Zamzami
Tangkap layar X
Demonstran bentrok dengan petugas polisi antihuru-hara selama aksi protes terhadap Presiden sementara Peru Jose Jeri di Lima pada 15 Oktober 2025. 

 

Ringkasan Berita:
  • Peru diguncang demo besar selama berpekan-pekan hingga berujung pemakzulan Dina Boluarte dari jabatan presiden pekan lalu.
  • Pemerintahan baru di Peru mengumumkan akan memberlakukan keadaan darurat di ibu kota, Lima
  • Pemicu gelombang demonstrasi tersebut adalah rakyat muak karena diperas oleh geng-geng kriminal, di samping isu korupsi yang meresahkan.

 

 

SERAMBINEWS.COM - Peru, sebuah negara di Amerika Selatan, diguncang demo besar selama berpekan-pekan hingga berujung pemakzulan Dina Boluarte dari jabatan presiden pekan lalu.

Parlemen memutuskan untuk memakzulkan Boluarte karena dituding gagal menekan kejahatan dan terlibat dalam dugaan korupsi. Jabatan Presiden Peru sementara waktu diisi oleh Jose Jeri.

Pada Kamis (16/10/2025), pemerintahan baru di Peru mengumumkan akan memberlakukan keadaan darurat di ibu kota, Lima, sebagaimana dilansir AFP.

Salah satu pemicu gelombang demonstrasi tersebut adalah rakyat muak karena diperas oleh geng-geng kriminal, di samping isu korupsi yang meresahkan.

Selama beberapa waktu terakhir, gelombang pemerasan dan kekerasan meluas di Peru, memicu kemarahan publik yang berujung pada demonstrasi besar-besaran. 

 
Warga menuntut pemerintah bertindak tegas terhadap geng kriminal yang memaksa masyarakat membayar "uang keamanan" demi keselamatan mereka.

Antara Januari hingga April 2025, kepolisian menerima 9.097 laporan upaya pemerasan, naik 19 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Kasus-kasus tragis pun bermunculan dari berbagai lapisan masyarakat. Tiga korban bercerita kepada AFP tentang dampak langsung kejahatan terorganisasi tersebut.

Baca juga: Demo Peru Berujung Kerusuhan, Seorang Tewas dan Ratusan Terluka, Pemerintah Umumkan Keadaan Darurat

Anak saya tewas

Gustavo Salazar Yachachin, sopir bus berusia 45 tahun, ditembak mati pada 22 November 2024 saat mengemudi untuk perusahaan transportasi swasta El Rapido.

Perusahaan tempatnya bekerja telah berulang kali menerima ancaman dari geng pemeras. Dua orang bersenjata yang mengendarai motor menembaknya setelah perusahaan menolak membayar.

"Dia dibunuh karena perusahaan tidak mau menyerahkan uang," kata ibunya, Cristina Yachachin (70), dengan suara bergetar di rumahnya di San Juan de Miraflores, kawasan pekerja di Lima.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved