Kupi Beungoh

Fenomena Da’i Tendang Mic dan Dakwah Positif Kunci Komunikasi Bahagia

Pembicara agama akan sangat identik dinobatkan sebagai panutan sebagaimana nabi dijadikan contoh suri teladan bagi manusia...

Editor: Eddy Fitriadi
FOR SERAMBINEWS.COM
WAHYU REZEKI - Dosen Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Agama Islam Universitas Serambi Mekkah sekaligus Founder Training HCI Aceh, Wahyu Rezeki SSosI MIKom. 

*Oleh Wahyu Rezeki SSosI MIKom

Beberapa hari yang lalu kita dikejutkan dengan tayangan viral di platform media sosial aksi seorang da’i menendang alat pengeras suara sehingga melampiaskan ketidaknyamanan emosinya kepada kru dan juga audiens. Peristiwa ini menjadi pusat perhatian beberapa netizen dalam memberikan komentar negatif. Kemudian di daerah yang lainnya viral juga di platform media sosial seorang pimpinan Aparatur Sipil Negara (ASN) berbasis agama melemparkan stand mic di hadapan audiens saat akan digelar acara pelantikan.

Panggung dakwah memang salah satu ruang ekpresif dalam menyampaikan pesan-pesan termasuk pesan keagamaan, dalam menyampaikan dakwah di panggung perlu alat bantu seperti sound system dan pengeras suara yang bagus sehingga sesuai dengan konsep acara yang dilaksanakan.

Kurangnya power atau eror pada pengeras suara akan terjadinya berbagai gangguan, penyampaian pesan menjadi terbatas juga mengurangi konsentrasi seorang da’i pada saat penampilan, karena sound system dan mic menjadi salah satu indikator keberhasilan bagusnya pesan yang disampaikan.

Namun persoalan yang perlu dicermati pada fenomena ini adalah apapun keadaannya kita sebagai seorang da’i juga public figure mestinya tetap tenang dalam mengahadapi kondisi tempat, juga dalam mengendalikan emosi dan perasaan kita sebagai seorang da’i.

Pembicara agama akan sangat identik dinobatkan sebagai panutan sebagaimana nabi dijadikan contoh suri teladan bagi manusia, sehingga tindak tanduk kita akan menjadi contoh bagi semua orang, padahal Nabi Muhammad Saw mengajarkan kita tentang akhlak dalam berbicara dan bertindak “fakir qabla an ta’dzhima” ; berfikirlah sebelum bertindak, ini seharusnya menjadi prinsip dasar kepada kita sebagai seorang public figur terkhusus seorang da’i. 

Melihat Sejarah perjalanan dakwah Nabi Muhammad Saw dalam perjuangan menyebarkan dakwah Islam banyak tantangan dan hinaan yang dialami oleh beliau, bukan perkara podium atau alat media yang digunakan pada masanya, bahkan tantangan yang dialami pemberontakan secara lisan juga fisik yang dihadapi oleh nabi, misalnya pada saat berangkat ke Thaif masyarakat menolak dakwah Nabi Saw, bahkan pimpinan Raja Thaif menyuruh anak-anak kecil dan masyarakat untuk, menghinanya dengan perkataan-perkataan yang tidak baik, bahkan melempar dengan batu sampai mengenai wajah nabi dan giginya sampai patah saat itu.

Penghinaan yang sangat keras dihadapi oleh nabi sehingga turun malaikat Jibril dan berkata kepadanya “Bagaimana Ya Rasul apakah aku perintahkan malaikat yang menjaga gunung kita gulungkan kota Thaif ini?, namun Nabi tetap optimis dan Menjawab, “Jangan, Mereka tidak tahu, saya Yakin di Kota ini para keturunan mereka akan beriman kepada Allah”. 

Begitu optimis dan sabarnya nabi menghadapi Masyarakat Thaif, sehingga lebih kurang sepuluh tahun masyarakat Thaif banyak yang beriman dan disana menjadi penduduk Islam terbesar.

Dakwah merupakan pesan-pesan kebaikan yang mestinya disampaikan secara santun baik dalam perkataan (Qauliyah) maupun perbuatan (Fi’liyah), sebagaimana digambarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada umatnya, sehingga pesan dakwahnya dapat dinikmati di seluruh penjuru dunia sehingga sampai di hati manusia. 

Elemen Komunikasi Dakwah

Terdapat lima unsur komunikasi dalam dakwah; komunikator (Sumber), komuniketer/komunikan (penerima pesan), pesan (isi), media komunikasi (alat bantu) dan efek (dampak). Komunikator sebagai sumber komunikasi dalam hal ini adalah da’i akan menjadi subjek utama dalam menyampaikan pesan kepada Komuniketer/komunikan (penerima pesan), audiens atau jama’ah. 

Pesan (isi), materi yang disajikan akan menjadi efektif apabila Media komunikasinya baik, media komunikasi di sini seperti sound system dan pengeras suara, agar menghasilkan suara yang sempurna dan pesannya dapat diterima dengan baik dan akan sangat berpengaruh pada dampak materi dakwah yang disampaikan.

Elemen komunikasi dakwah ini seharusnya juga menjadi catatan bagi kita yang ingin melaksanakan acara dakwah, kenyaman seorang dalam berdakwah, sound system dan pengeras suara merupakan alat bantu utama agar jamaah dapat menikmati sajian dakwah dari da’i. 

kenyamanan suara yang dihasilkan akan menambah fokusnya para jamaah dalam mendengarkan dakwah sehingga terjadinya proses penyampaian komunikasi dakwah yang baik. Efek yang muncul dari jamaah akan beragam dari segi pengetahuan, jamaah dapat memahami apa yang disampaikan da’i.

Sedangakan dari segi retorika dan visual, jamaah akan melihat dari cara kita menyampaikan dan bersikap. 

Retorika Dakwah Positif 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved