Liputan Eksklusif Aceh

Pengakuan Pemilik Usaha Kecil dan Warga Miskin Soal Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg di Abdya

“Kalau kita lihat, kuota gas 3 kilogram yang disalurkan oleh para agen kepada pangkalan mencukupi, namun setiba di pangkalan gasnya...

Penulis: Masrian Mizani | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ MASRIAN MIZANI
GAS ELPIJI SUBSIDI: Tabung gas elpiji di salah satu pangkalan gas elpiji resmi di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). 

“Kalau kita lihat, kuota gas 3 kilogram yang disalurkan oleh para agen kepada pangkalan mencukupi, namun setiba di pangkalan gasnya cepat sekali habis,” kata Y kepada Serambinews.com, Kamis (14/8/2025).

Laporan Masrian Mizani I Aceh Barat Daya

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Isu kelangkaan gas elpiji subsidi 3 kilogram (kg) tidak pernah tuntas dibicarakan.

Bahkan membuat masyarakat dilanda kepanikan karena takut tidak kebagian gas subsidi tersebut, terutama bagi pelaku usaha kecil dan masyarakat di bawah garis kemiskinan.

Menurut penelusuran Serambinews.com dalam liputan eksklusif edisi, 14 Agustus 2025, isu kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) benar adanya, meskipun di permukaan tampak biasa-biasa saja.

Dari pengakuan salah seorang pemilik usaha kecil di Abdya berinisial Y, gas elpiji 3 kilogram tersebut sebenarnya tidak langka, jika pihak pangkalan menjual gas itu sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

“Kalau kita lihat, kuota gas 3 kilogram yang disalurkan oleh para agen kepada pangkalan mencukupi, namun setiba di pangkalan gasnya cepat sekali habis,” kata Y kepada Serambinews.com, Kamis (14/8/2025).

Anehnya, kata Y, saat gas subsidi itu habis di pangkalan, tapi malah di kios-kios mudah ditemukan.

“Saya pernah ada pengalaman, saat ke pangkalan resmi gasnya tidak ada, tapi di kios-kios malah ada gas itu, jadi terpaksa harus saya beli dengan harga Rp 30 ribu per tabung, padahal harganya sudah melebih HET, yaitu Rp 22.500 ribu per tabung,” tutur Y.

Persoalan lain, ungkapnya, gas elpiji ini dibeli dan dijual kepada orang yang tidak berhak mendapatkan gas subsidi. 

“Padahal gas ini sudah ada ketentuannya, tapi ada juga dijual kepada warga yang ekonominya menengah ke atas, sehingga kuota gas kepada masyarakat yang membutuhkan jadi berkurang, bahkan tidak mendapatkan bagian,” ucapnya.

Hal senada juga disampaikan SK, salah seorang warga kurang mampu di Kecamatan Blangpidie.

Menurut pengakuannya, gas subsidi ini pembeliannya dibatasi oleh pangkalan, sehingga semua masyarakat mendapatkan bagian.

“Pangkalan harus batasi pembelian gas subsidi ini. Misalnya dalam satu Kepala Keluarga (KK) hanya mendapatkan satu tabung dalam satu sekali bongkar, jangan dikasih dua hingga tiga tabung, sehingga gas itu terjadinya penimbunan di rumah, dan warga lain tidak kebagian,” ucapnya.

Baca juga: Isu Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg di Abdya, Pihak Pangkalan: Lebih ke Krisis Kejujuran

Selain itu, tambahnya, pihak pangkalan juga harus mencukupi dulu kebutuhan gas subsidi untuk warga yang membutuhkan di tempat pangkalan itu berada, jangan malah dibawa ke luar dan diecer ke kios-kios.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved