TOPIK
Cerpen
-
BEBERAPA orang Abesinia telah mengepungku. Tidak ada celah bagiku untuk melarikan diri. Mataku menatap tajam
-
LORONG Jontor adalah tempat yang paling indah untuk menikmati hidup tanpa hukum dan campur tangan Tuhan
-
LANGIT berubah gelap. Perahu kecil nelayan itu menari-nari di tengah gelombang. Hujan mengguyur deras
-
Konon, pada suatu hari di masa silam, beberapa hari sebelum masuk bulan Ramadhan, seorang pemuda
-
EMPAT buah lampu teplok mulai dinyalakan. Murid-murid Neklah Garu menggantungkan teplok-teplok
-
TAK ada kunang-kunang senja ini, Ree. Tak seperti biasanya, rinai hujan turun membasahi padang, tempat binatang
-
SEPERTI petir di siang bolong, wajah ibu pucat pasi. Mulut ibu bergetar
-
MATA Panglima Prang Tham Bue memerah bak biji saga. Berkacak pinggang. Nafasnya memburu karena murka
-
SAYA sendiri. Bulan sendiri. Bintang sendiri. Angin berkesiur sendiri
-
Hujan deras baru saja berhenti. Matahari sudah bersiap-siap menuju peraduan
-
MENJELANG akhir 1962, Cut Hayati, Dra Sastra Inggris, bertugas untuk UNTEA di Irian Barat. Dalam usia 25
-
HARI ini seorang teman menemuiku, setelah sekian lama aku tidak bisa bertemu teman-teman, termasuk
-
BIBIR itu penuh dan senantiasa terlihat basah. Bibir itu benar-benar menghantui tidurku, meresahkan malam-
-
KARIM tahu betapa ia mencintai puisi. Puisi baginya ibarat kekasih yang dirindukan menemaninya sepanjang
-
KALAU harus menyalahkan seseorang maka aku pasti menuding lelaki itu
-
KOPI buatanku tak pernah senikmat kopi buatanmu. Kopi buatanmu begitu pas di lidah. Menikmati kopi sambil
-
Tiba-tiba, gampong kami kembali menggelegar. Dentuman seperti itu sudah lama tak terdengar
-
Yang ia lakukan adalah mengintip dari sana, mengintip kepada setiap orang yang lewat di depan rumahnya
-
KAMPUNG Lamkutang sedang heboh penemuan sesosok mayat tak dikenal
-
AKU mendongakkan kepala ke luar jendela bus. Hawa dingin pegunungan segera membelai wajahku
-
“Mak, Cut kan sudah besar. Kenapa Mak terus saja memanggil dengan Nyak Cut?” Aku berpura-pura sewot.
-
AMIN MAALOUF, pemenang Prix Goncourt 1993, hadiah sastra paling bergengsi di Prancis, beberapa tahun lalu menerbitkan sebuah memoar, Origins
-
Jika ibu tak ada dimana-mana, ia selalu kudapati berada di ruang belakang sedang melukis. Waktu ibu melukis tidaklah tentu
-
SELAMAT Tahun Baru kami ucapkan padamu, Kawan! Semoga dengan kedatangan surat ini kau bisa mengerti
-
APA KABAR Bunda? Aku menulis ini karena rindu yang datang dan telah kusimpan bertahun lamanya. Rasanya aku ingin memutar waktu
-
MALAM itu, delapan tahun silam, kita pulang dari balai mengaji dengan ketakutan dan buru-buru. Kau mendekap
-
SEPERTI malam kemarin, hujan malam ini masih sama. Tak terlalu lebat
-
ISMAIL duduk di atas dipan bambu di teras rumahnya yang menghadap persawahan yang hampir satu tahun hanya
-
LELAKI itu memimpin di depan. Ia berjalan agak pincang karena kaki kirinya pernah patah
-
MALAM bagai jala. Menyebar dan menghimpun kegelapan. Kecuali jangkrik tidak ada fauna lain yang bersuara
© 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved