Suluk di Dayah Darul Ulumuddiniyah

Dayah Darul Ulumuddiniyah, di Gampong Rambong, Kecamatan Setia, Kabupaten Aceh Barat Daya

Editor: bakri
BLANGPIDIE - Dayah Darul Ulumuddiniyah, di Gampong Rambong, Kecamatan Setia, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menjadi sasaran utama masyarakat melaksanakan ibadah suluk selama bulan Ramadhan 1432 Hijriyah. Hingga Jumat (5/8) kemarin, peserta jamaah ahli suluk sudah terdaftar 210 orang, dan akan bertambah lagi pada 11 dan 21 Ramadhan mendatang.

Pimpinan Dayah Darul Ulumuddinyah, Sy H Abdussalam Ghaliby dihubungi Serambi, Jumat kemarin menjelaskan, jamaah ahli suluk yang sudah terdaftar pada panitia berjumlah 210 orang, itu berasal dari Kabupaten Abdya, Nagan Raya, Aceh Barat, Aceh Jaya dan Aceh Selatan.

Ibadah suluk bulan Ramadhan dibagi tiga tingkatan.  Suluk 30 hari dimulai sejak 1 sampai 30 Ramadhan, suluk 20 hari sejak 11 sampai 30 Ramadhan dan Suluk 10 hari dimulai sejak 21 sampai 30 Ramadhan. “Makanya, jamaah ahli suluk akan bertambah pada 11 dan 21 Ramadhan mendatang,”  kata Abuya Abdussalam Ghaliby.

Dayah yang didirikan almarhum HM Yatim Al-Khalidy pada 21 Januari 1952 (15 Dulkaedah 1372 Hijriah) setiap bulan puasa menggelar acara ibadah suluk. Sedangkan kegiatan pengajian sudah ditutup menjelang Ramadhan sehingga sebagian besar santri pulang ke kampung masing-masing.

Seperti biasa, ibadah suluk di Dayah Ulumuddiniyah ditangani sebuah panitia yang khusus dibentuk itu, diawali kegiatan pendaftaran peserta jamaah sampai mengatur kamar atau bilik serta soal persiapan dapur umum.

Dalam beribadah, mereka berzikir dalam bilik yang dinamakan “kubur”. Mereka sangat jarang tidur, kalau pun tidur secara tidak sengaja pada saat berzikir. Selama melaksanakan ibadah suluk, peserta tidak memakan makanan dari bahan yang mengandung darah, melainkan lebih banyak sayur-sayuran atau nasi putih tok.

Ini dilakukan dalam upaya mengekang hawa nafsu. Begitupun, pada pertengahan Ramadhan atau 15 puasa, jamaah menggelar acara “buka pantang”. Artinya, makanan yang selama ini dipantangkan, pada saat itu boleh dimakan, kemudian kembali berpantang.(nun)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved