Gejala Hipertiroid, Mudah Emosi dan Berdebar-debar
Pengobatan hipertiroid ada beberapa cara, antara lain pengangkatan tiroid, pemberian sinar radioaktif, dan pemberian obat antitiroid
Gejala
utama hipertiroid, menurut Prof dr Sri Hartati Kariadi Sp PD, adalah
pembesaran kelenjar tiroid di leher, denyut jantung sangat cepat,
keringat berlebih, sulit tidur, serta pasien menjadi mudah cemas dan
cepat tersinggung.
"Karena gejalanya bermacam-macam, biasanya
pasien berobat ke berbagai dokter. Ada yang ke dokter jantung untuk
keluhan dada berdebar-debar, atau ke psikolog karena emosinya naik
turun, sehingga penyakitnya lama tak terdiagnosis," paparnya, dalam
acara media edukasi mengenai dampak hipertiroid dan hipotiroid di
Jakarta.
Ia menjelaskan, jika kelenjar tiroid mempunyai aktivitas berlebihan, sedangkan pengendalian thyroid stimulating hormone (TSH)
berkurang, hormon tiroksin yang dihasilkan akan berlebihan. Pada
keadaan ini hormon tersebut akan merangsang tubuh. Perangsangan hormon
ini mengakibatkan tubuh menjadi lebih aktif.
Pada perempuan dapat juga terjadi gangguan menstruasi. "Haidnya menjadi sedikit atau berhenti sama sekali," katanya.
Gejala
lain yang perlu diwaspadai adalah pembesaran tiroid di leher, kelainan
pada mata, serta kelemahan otot. "Jika disebabkan oleh penyakit graves
biasanya bola mata pasien tampak besar dan kelopak mata terbuka lebar
sehingga tampak seperti orang marah," katanya.
Pengobatan
hipertiroid dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain
pengangkatan tiroid, pemberian sinar radioaktif, dan pemberian obat
antitiroid.
Menurut penjelasan salah satu pembicara, Prof dr
Johan S Masjhur, Sp PD, pengobatan antitiroid berlangsung lama dan
menahun. "Karena sifat penyakit ini kronis, maka pengobatannya juga
jangka panjang dan bertujuan untuk mengendalikan aktivitas kelenjar
tiroid," paparnya.
Johan menambahkan, antara 25 persen dan 50
persen pasien yang berobat bisa mengalami kesembuhan, tetapi sisanya
terus mengalami kekambuhan.
"Obat antitiroid memang seperti
hanya meredakan gejalanya saja. Tetapi, pasien sebaiknya disiplin
mengonsumsi obat," katanya. Ia menambahkan, saat ini sudah ada obat yang
bekerja langsung pada target, yakni menghambat produksi hormon tiroid,
tetapi harganya masih relatif mahal.