Mereka hanya Manggut-manggut
SELAMA di rumah Tarmizi A Hamid, para mahasiswa ini mempelajari sejumlah kitab kuno yang umumnya ditulis dalam huruf jawi
Para mahasiswa ini hanya tampak manggut-manggut saat mendapat penjelasan dari ahli filologi (kajian naskah kuno) dari Fakultas Adab IAIN Ar-Raniry, Hermansyah MA. Karena huruf-huruf Jawi maupun kalimat yang tertulis dalam kitab itu sangat sulit dibaca oleh orang awam.
Zuliana, mahasiswa tahun ke-4 di NUS bidang Pengajian Melayu mengatakan, kunjungan belajar ke Aceh ini berlangsung selama lima hari, sejak Senin (19/2) lalu. Selain berkunjung ke rumah Tarmizi A Hamid, mereka juga sudah mengungjungi Musium Aceh, Kampus Darussalam, dan beberapa lokasi bersejarah lainnya.
“Insya Allah nanti sore (kemarin-red) kami akan ke Mahkamah Syar’iyah. Nanti juga akan ada kunjungan ke lokasi-lokasi sejarah tsunami. Kami sangat senang berada di Aceh, sangat bagus. Kami sudah lama ingin berkunjung ke Aceh, karena dari cerita orang-orang tua kami, Aceh ini adalah Serambi Mekkah,” kata dia.
Uniknya, dari delapan mahasiswa jurusan “Pengajian Melayu UNS” yang berkunjung ke Aceh, hanya ada satu laki-laki. Uniknya lagi, pria satu-satunya dalam rombongan ini bernama Ming Han, keturunan Cina-Singapura yang tertarik untuk mempelajari tentang sejarah peradaban Melayu.(c47)