Puluhan Ton Sawit Terancam Busuk

Puluhan ton Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang dihasilkan petani di Kabupaten Nagan Raya, terancam membusuk

Editor: bakri
JEURAM - Puluhan ton Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang dihasilkan petani di Kabupaten Nagan Raya, terancam membusuk. Pasalnya daya tampung Pabrik Kelapa Sawit (PKS) milik perusahaan  perkebunan di daerah itu relatif terbatas, sehingga mereka lebih mementingkan mengolah hasil perkebunannya sendiri.

“Ini merupakan persoalan yang harus segera ditanggapi oleh Pemkab Nagan Raya, karena kasus ini sudah sering terjadi. Apalagi penumpukan truk di setiap pabrik kelapa sawit di Nagan Raya memang tiap hari terjadi,” kata Sekretaris Komisi D DPRK Nagan Raya, Danda Runtala kepada Serambi, Rabu (30/5) di Jeuram.

Menurutnya, minimnya daya tampung sawit oleh sejumlah perusahaan perkebunan di daerah itu menyebabkan para petani terpaksa menjual hasil panen sawitnya ke Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil sehingga menyebabkan biaya pengiriman membengkak.

“Kalaupun ditampung oleh PKS yang ada di Nagan Raya maupun di Aceh Barat, harga belinya sangat rendah berkisar Rp 600-700/kilogram. Sementara di Singkil dan Subulussalam mencapai Rp 1.200 sampai Rp 1.500 per kilogram,” katanya.

Untuk menghindari adanya kerugian besar bagi para petani, kata Danda, Pemkab Nagan Raya perlu segera mengundang investor lainnya untuk membangun PKS di wilayah itu. “Sehingga hasil panen sawit masyarakat bisa dijual dengan harga pasaran, dan tidak lagi sampai membusuk,” tambahnya.

Hasil penelusuran Serambi, dari 18 perusahaan perkebunan yang beroperasi di Kabupaten Nagan Raya, hanya beberapa perusahaan perkebunan saja yang memiliki PKS dengan daya tampung mesin pengolah sebanyak 30 ton/jam.

Perusahaan perkebunan yang memiliki PKS itu di antaranya, PT Socfindo Seunagan, PT Socfindo Seumayam, PT Fajar Baizuri, PT Kallista Alam. Sedangkan sisanya tidak memiliki PKS.

Sedangkan di Kabupaten Aceh Barat terdapat dua PKS, masing-maisng milik PT Mopoli Raya dan PT Karya Tanah Subur (KTS). Namun kedua pabrik ini jarang menampung sawit masyarakat karena hasil perkebunannya sendiri juga sangat banyak.

Sarbaini alias Cut Areh, agen pengumpul sawit di Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya yang ditanyai Serambi, Selasa (29/5) petang mengaku menimnya daya tampung sawit rakyat oleh PT Socfindo menyebabkan sebanyak 2-5 ton dari puluhan ton sawit yang dibelinya dari masyarakat, membusuk.(edi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved