Program Tanam Serentak di Abdya Berantakan

Masalah debit air sungai sumber irigasi berkurang drastis

Editor: hasyim
BLANGPIDIE - Masalah debit air sungai sumber irigasi berkurang drastis dan bantuan bibit unggul belum disalurkan oleh perusahaan pemenang kontrak (tender) mengakibatkan program tanam serentak Musim Tanam (MT) 2012 di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menjadi berantakan atau tidak mencapai sasaran.

Tanam serentak sudah dijadwalkan dimulai awal September ini, kenyataan di lapangan, sebagian areal sawah sudah ditanam, dan sebagian lagi sedang menyemai benih, malah ada sebagian belum dapat menggarap lahan.

Ketua Keujruen Blang Abdya, M Ali, dihubungi Serambi, Rabu (5/9) menjelaskan, jadwal tanam yang berantakan itu, terutama terjadi di lima kecamatan di Abdya. (lihat:jadwal tanam terganggu). Penyebabnya, kata M Ali yang sering dipanggil profesor ini, selain debit air sungai yang menjadi sumber air irigasi teknis berkurang drastis menyusul musim kemarau, juga bibit bantuan yang dijanjikan belum tiba.

Irigasi Teknis Tangan-Tangan, misalnya, tidak mampu mengairi areal sawah seluas 710 hektare yang terjangkau jaringan irigasi. Hal yang sama juga disampaikan  Hop Keujruen Tangan-Tangan Rayeuk, Sulaiman dan Hop Keujruen Bineh Krueng, Abdul Manan dihubungi Serambi, Selasa (4/9).

Dijelaskan, areal sawah jangkauan irigasi seluas 710 hektare yang sedang digarap, sekitar 60 persen di antaranya mengalami kekeringan sehingga kegiatan menggarap lahan sebagian sudah terhenti. Areal sawah yang sudah diolah yang mengalami kekeringan itu antara lain di  Gampong Padang Kawa, Drien Jalo, Blang Padang, Padang Bak Jeumpa,  Drien Kipah dan Kuta Bak Drien.

Malahan,  di Gampong Padang Kawa, sawah yang sudah dibajak mengeras kembali sehingga petani terpaksa menghentikan kegiatan pengolahan lahan. Sementara areal sawah yang berdekatan dengan sumber air sudah mulai melaksanakan penanaman, seperti di Gampong Adan. Sementara areal sawah desa lainnya ada yang membajak,  ada yang belum mengarap lahan sama sekali.

Ketua Keujruen Abdya, M Ali menambahkan masalah kekurangan air juga dialami petani di Kecamatan Manggeng setelah debit air Krueng Baru berkurang, termasuk di Kecamatan Setia, Jeumpa, Kuala Batee dan Babahrot. Sedangkan di Kecamatan Blangpidie dan Susoh, sebagian  besar areal sawah cukup air dari irigasi teknis Krueng Susoh di Kuta Tinggi.      

Persoalan kedua yang mengakibatkan tanam padi tidak serentak, menurut Keujruen M Ali, adalah bantuan benih unggul hingga saat ini belum disalurkan oleh perusahaan pemenang kontrak pengadaan benih. Padahal, Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Abdya sebelumnya menjanjikan, bantuan bibit unggul disalurkan paling lambat pada pertengahan  Ramadhan 2012  lalu

Sehingga segera disemai oleh petani dan penanaman secara serentak dapat dilaksanakan awal September. “Kenyataannya, bantuan benih unggul hingga saat ini belum diterima petani,” ungkap Keujruen M Ali.

Ironisnya, benih yang disimpan petani ketika disemai sebagian besar tidak tumbuh. Kedua masalah tersebut, yaitu debit air berkurang dan bantuan benih unggul belum disalurkan kepada petani keujruen mengakibatkan program tanam serentak MT 2012 tidak mencapai sasaran.(nun)

jadwal tanam terganggu
* Kecamatan Tangan-Tangan * Manggeng * Kecamatan Jeumpa * Kuala Batee  * Babahrot

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved