Ke Perancis, Pilih BGF, Eiffel, atau Biaya Sendiri?
Banyak mahasiswa Indonesia yang berangkat untuk melanjutkan studi di negara yang melahirkan banyak filsuf dan seniman ternama ini
Nah,
ingin melanjutkan studi dan merasakan pengalaman baru tinggal di
Perancis? Untuk menempuh pendidikan di negara asal Napoleon Bonaparte
ini, ada dua beasiswa yang kerap ditawarkan oleh pemerintah Perancis.
Program
yang pertama adalah program beasiswa yaitu beasiswa Eiffel. Program ini
ditawarkan pada siswa yang berasal dari negara berkembang untuk
melanjutkan studi di bidang-bidang tertentu selama satu atau dua tahun
di Perancis.
Beasiswa Eiffel ini akan menanggung biaya bulanan
selama masa studi sebesar 1.181 euro untuk tingkat master dan 1.400 euro
untuk tingkat doktorat. Tidak hanya itu, tiket pesawat untuk
pulang-pergi serta jamina kesehatan juga ditanggung langsung oleh
program ini.
"Tapi perlu digarisbawahi, program ini tidak
termasuk biaya pendaftaran. Jadi harus benar-benar diingat agar tidak
salah," jelas perwakilan dari CampusFrance, Mini Riandini kepada Kompas.com.
Untuk
dapat memperoleh beasiswa ini, calon mahasiswa harus berusia kurang
dari 30 tahun untuk gelar master dan kurang dari 35 tahun untuk gelar
doktorat. Pengajuan beasiswa ini akan dilakukan oleh universitas terkait
yang telah menerima pelamar beasiswa tersebut.
"Jadi bisa kirim
aplikasi ke universitas yang dituju untuk keperluan beasiswa ini. Untuk
tahun akademik 2013/2014, pendaftaran sampai tanggal 9 Januari 2013,"
ujar Mini.
Sedikit berbeda dengan beasiswa Eiffel, Bourses du
Gouvernement Francais (BGF) merupakan program beasiswa kerja sama antara
Pemerintah Perancis dengan Pemerintah Indonesia untuk memberikan
kesempatan pada siswa-siswa Indonesia merampungkan studi untuk jenjang
sarjana hingga doktorat. Namun, kini namanya berubah dari nama BGF
menjadi BGF-DIKNAS.
"Dulu kan BGF berdiri sendiri. Tahun ini, BGF
berkolaborasi dengan Pemerintah Indonesia untuk memberikan bantuan
pendidikan pada siswa Indonesia yang ingin berangkat ke Prancis," kata
perwakilan dari CampusFrance, Anton Hilman kepada Kompas.com.
Untuk
program ini, pelamar beasiswa yang lolos seleksi akan ditanggung biaya
hidupnya oleh Pemerintah Indonesia selama tinggal di sana. Sementara
itu, pemerintah Prancis akan menanggung biaya securite sociale yang meliputi jaminan kesehatan mahasiswa selama belajar di Prancis.
Jadwal
penerimaan pelamar untuk program ini ditentukan oleh pihak Pemerintah
Indonesia dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam situs
www.kemdiknas.go.id. Namun yang paling penting jika tertarik dengan
program ini, pelamar beasiswa harus sudah mengantongi letter of acceptance atau surat penerimaan dari universitas yang dituju.
Sementara
itu, bagi dosen yang juga ingin meneruskan studi atau melakukan
penelitian di Prancis juga dapat memanfaatkan program BGF-DIKTI dengan
persyaratan yang bisa dilihat langsung di situs
www.beasiswa.dikti.go.id.
Biaya sendiri sangat murah
Namun
biaya pendidikan yang murah di Prancis membuat sebagian besar mahasiswa
Indonesia berangkat menuntut ilmu tanpa mencari beasiswa lagi. Seperti
diketahui, pemerintah Perancis menanggung biaya pendidikan baik siswa
asal Perancis maupun siswa asing selama belajar di institusi negeri
sebesar 10.000 euro.
"Jadi cukup bayar biaya pendaftaran saja sesuai dengan besaran yang ditentukan," ujar Mini.
"Tinggal sesuaikan budget untuk biaya hidup saja. Banyak yang akhirnya berangkat ke Prancis juga tanpa beasiswa," tandasnya.