Banjir Kepung Aceh
Setidaknya enam kabupaten di Aceh hingga tadi malam dikepung banjir dengan tingkatan ringan, sedang, dan berat

BANDA ACEH - Setidaknya enam kabupaten di Aceh hingga tadi malam dikepung banjir dengan tingkatan ringan, sedang, dan berat. Aktivitas masyarakat terganggu akibat rusaknya infrastruktur jalan dan jembatan. Lahan pertanian/perkebunan terendam. Di beberapa daerah banjir juga berdampak pada kacaunya pelaksanaan ujian nasional (UN) tingkat SD/MI.
Wartawan Serambi dari berbagai daerah melaporkan, desa-desa yang dikepung banjir berada di Kabupaten Bireuen, Abdya, Nagan Raya, Pidie Jaya, Pidie, dan Aceh Tengah. Khusus Aceh Tengah dilaporkan lebih parah karena terjangan air bah (banjir bandang).
Di Kabupaten Bireuen, 20 hektare tanaman padi siap panen di sejumlah desa di Kecamatan Simpang Mamplam terendam akibat banjir pasca-hujan deras sejak Minggu malam sampai Senin (6/5) siang. Selain Simpang Mamplam, sejumlah desa di Peudada dan Jeumpa juga terendam. Lintas Bireuen-Takengon, tepatnya kawasan Cot Panglima longsor di beberapa titik.
Hingga sore kemarin petugas dari Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bireuen terus mendata kerusakan akibat banjir di Kecamatan Simpang Mamplam, Peudada, dan Jeumpa. “Kita masih mendata. Beberapa desa di Samalanga juga terendam. Bila ada pengungsi, kita segera kirim bantuan,” kata Kadissosnakertrans Bireuen, Akmal SSos MA, siang kemarin.
Di Kabupaten Abdya, hujan deras yang mengguyur sepanjang Minggu (5/5) mengakibatkan puluhan desa dalam empat kecamatan terendam. Puluhan kepala keluarga dari Kecamatan Babahrot dilaporkan terpaksa mengungsi ke masjid.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Abdya, Jusbar mengatakan, ribuan rumah dalam empat kecamatan, yaitu Kecamatan Susoh, Kecamatan Blangpidie, Kecamatan Setia, dan Kecamatan Babahrot terendam. Sepanjang 30 meter badan jalan negara di kawasan persimpangan Terangon, Desa Ie Mirah rusak.
Hanyut dan ambruk
Masih dari Abdya dilaporkan, arus transportasi barang dan jasa di sejumlah titik terputus setelah rakit penyeberangan hanyut dan jembatan ambruk akibat banjir yang menerjang daerah itu, Senin (6/5) dini hari.
Sementara badan jalan lingkar di kompleks perkantoran Pemkab Abdya ambruk lagi di dua lokasi terpisah.Rakit penyeberangan yang hanyut berlokasi di Krueng Teukuh menghubungkan Drien Leukit dengan Desa Gampong Lama Tuha, Kecamatan Kuala Batee. “Rakit putus tali kabel, lalu diseret luapan sungai pada Senin tengah malam (dini hari),” lapor Hasbi, seorang petani sawit di Kuala Batee.
Jembatan yang ada di lintasan Desa Alue Dama menuju Kuta Meurandeh, Kecamatan Setia juga ambruk diterjang banjir. “Jembatan tersebut tidak bisa dilintasi kendaraan roda empat, kecuali sepmor secara hati-hati,” kata Kepala BPBK dan PK Abdya. Badan jalan aspal di kompleks perkantoran Pemkab Abdya lakasi Desa Keude Paya dan Mata Ie, Kecamatan Blangpidie juga amblas di dua titik.
Sebanyak 69 peserta UN 2013 tingkat SD/MI dari SDN Cot Manee dan MIN Alue Sungai Pinang, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Abdya yang seharusnya mengikuti UN di SD Cot Manee, Senin (6/5), dipindah ke SDN Ladang Neubok. Pasalnya, seluruh ruangan SDN Cot Manee ditimbun lumpur yang diseret banjir besar, Senin dini hari.
Sementara sebagian peserta UN di SDN Ikhu Lhueng, juga dipindah untuk mengikuti UN di ruangan kantor kepala SD setempat, setelah sebagian ruangan kelas terendam banjir.
Di Kabupaten Nagan Raya, ribuan rumah di enam kecamatan meliputi Kecamatan Tripa Makmur, Tadu Raya, Kuala Pesisir, Kuala, dan Seunagan Timur, sepanjang Senin (6/5) hingga tadi malam terendam banjir dengan ketinggian berkisar antara 50 cm hingga 1 meter.
Kawasan paling parah diterjang banjir luapan adalah Kecamatan Tripa Makmur dengan jumlah penduduk yang masih terkurung mencapai 1.760 kepala keluarga (KK). Gelombang pengungsian tak terbendung.
Di Kecamatan Kuala Pesisir, BPBD Nagan Raya tadi malam membuka posko di kawasan Desa Langkak guna mengantisipasi kemungkinan terburuk yang disebabkan meluapnya sungai/Krueng Nagan yang terkenal ganas. “Ini musibah banjir terbesar memasuki pertengahan tahun 2013,” kata Kepala Pelaksana BPBD Nagan Raya, Ir H Ardi Martha.
Banjir di Kabupaten Nagan Raya juga menyebabkan beberapa titik badan jalan di Beutong Ateuh Banggalang longsor. Badan jalan antardesa yang putus antara lain di kawasan Desa Meurandeh Suak.