Koin Emas Gampong Pande Perlu Uji XRD

Pengujiannya bisa dilakukan menggunakan X-ray Diffractometer (XRD) yang berbasis pada fenomena difraksi sinar-X.

Editor: RezaMunawir

Laporan Yarmen Dinamika I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sejumlah ilmuwan yang tergabung dalam Tim Focal Research Area (FRA) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Syiah Kuala (FMIPA Unsyiah) merekomendasikan perlunya dilakukan pengujian khusus untuk mengetahui keaslian dan kandungan emas dalam dirham (koin emas) yang sejak Senin (11/11/2013) lalu banyak ditemukan di Gampong Pande, Banda Aceh.

"Pengujiannya bisa dilakukan menggunakan X-ray Diffractometer (XRD) yang berbasis pada fenomena difraksi sinar-X," kata Ketua Tim FRA FMIPA Unsyiah, Dr Zulkarnain Jalil MSi kepada Serambinews.com di Banda Aceh, Minggu (17/11/2013) malam.

XRD, menurut Zulkarnain, merupakan satu-satunya metode analitik yang mampu memberikan informasi kualitatif dan kuantitatif terkait senyawa atau compound yang bersifat kristal (sering disebut sebagai fasa) yang terdapat di dalam suatu zat padat.

XRD, katanya lebih lanjut, mempunyai batas deteksi, yaitu 0,1 wt% sampai 1 wt%. Jadi, konsentrasi fasa yang muncul dalam batas ini dapat dideteksi oleh XRD. Perangkat ini, kata Zulkarnain, tersedia di FMIPA Unsyiah dan sudah umum digunakan akademisi fakultas itu untuk mengidentifikasi batuan mineral dan material maju (advanced materials) yang terdapat di Aceh.

Saat ini, misalnya, Zulkarnain bersama peneliti lainnya sedang melakukan identifikasi struktur bijih besi yang ada di Aceh. Ia ingatkan bahwa fasa amorphous ini sebetulnya tidak dapat diukur langsung. Akan tetapi, kehadirannya dapat dihitung secara kuantitatif dengan membandingkan pola yang dihasilkan dari data XRD dengan standar yang diketahui tidak mengandung fasa amorf.

Oleh karena itu, dengan bantuan XRD, maka komposisi fasa emas dari koin-koin tersebut dapat diidentifikasi secara detail. Kemudian, dengan bantuan mikroskop elektron dapat pula diobservasi struktur morfologi dari permukaan mineral atau koin-koin emas itu.

"Terus terang, sebagai akademisi, kami merasa tergerak untuk memberi masukan berupa data ilmiah terkait dengan ditemukannya koin-koin emas kuno di kawasan Gampong Pande, sehingga dapat lebih menambah akurasi dari benda-benda yang bernilai langka itu," kata Zul yang juga Sekretaris Perhimpunan Alumni Jerman, Aceh. (*)

Tags
koin emas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved