Puisi
Sajak Batu Giok
pertemuan kita masih mengambang di lorong
Karya Deddy Firtana Iman
pertemuan kita
masih mengambang di lorong
sempit ditemani obrolan ringan
“sebelum menuai tua
usahakan mengalirkan sajak
dari tiada menjadi ada”
nada bicara menjadi lamban
serpihan kecil berdebu
telah sulit bernafas lega
membuatku sedikit enggan bercerita
suara rintihan hatinya
terdengar dari sudut pertokoan
pejalan kaki melirik hijau
dikabarkannya pertemuan kita
berlanjut melepas lelah
di Ulee Kareng
“kupinang kau
dengan batu giok aceh”
candaan doa lembut penjual
di pinggiran kota bekumpul
merebut sesuap nasi
2014
Mata Meja
setiap bertemu
terhenti sebait sajak
kusut tumpukan ilalang
warna kuning di bola matamu
sudut meja tanpa kursi
letak gelas buku tulis
kertas belanjaan selesai tanpa hutang
pintu berderit lamban
angin mengabarkan kehilangan
sehelai alis mata tergelincir tumpah
segelas lemon tea sebelum mengering
“cerita mengalir deras bercampur
roti putih tanpa selai dan pisau”
obrolan basi pengantar kata
dipaksa membunuh waktu
matahari melingkarkan makan siang
disertai selembar berita kehilangan
2014
* Deddy Firtana Iman, bergiat di Komunitas Kanot Bu.