Mualem Hadiri HUT Kopassus

Sederet tokoh Aceh hadir dalam peringatan HUT Ke-63 Korps Pasukan Khusus (Kopassus) di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur

Editor: bakri
Wakil Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf salam komando dengan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo pada acara syukuran HUT Ke-63 Kopassus di Cijantung, Jakarta, Rabu (29/4). FOTO/PENERANGAN KOPASSUS 

* Bersama Elite KPA/PA

JAKARTA - Sederet tokoh Aceh hadir dalam peringatan HUT Ke-63 Korps Pasukan Khusus (Kopassus) di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (29/4). Di antara yang hadir adalah mantan panglima GAM yang kini Wakil Gubernur Aceh, H Muzakir Manaf, akrab disapa “Mualem”, Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar, dan mantan menteri Pertahanan GAM, Zakaria Saman.

Tokoh-tokoh yang diundang khusus itu sebagiannya adalah para elite Komite Peralihan Aceh dan Partai Aceh (KPA/PA) yang di masa konflik dulu dikenal sebagai elite dan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Di antaranya Kamaruddin Abubakar (Abu Razak), Darwis Djeunib, Sofyan Dawood, bahkan tokoh referendum yang juga mantan ketua Presidium Sentral Informasi Referendum Aceh (SIRA), Muhammad Nazar SAg.

Dari DPR RI asal Aceh, tampak hadir Prof Dr Bakhtiar Ali, Ir Tagore Abubakar yang juga tokoh relawan Pembela Tanah Air (PeTA). Tokoh PeTA lainnya adalah Ir Syukur Kobath. Hadir pula mantan wakil ketua MPR RI, Dr Ahmad Farhan Hamid MS, aktivis LSM dan KNPI, pimpinan organisasi partai politik, dan sejumlah bupati.

Di antara bupati yang hadir adalah Bupati Bener Meriah Ir Ruslan Abdul Gani, Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib, dan Bupati Aceh Jaya Ir Azhar Abdurrahman. Bahkan mantan bupati Bireuen, Drs Mutafa A Glanggang juga hadir.

Wakil Ketua Dewan Pimpinan Aceh Partai Aceh (DPA PA), Kamaruddin Abubakar menjawab Serambi mengatakan, kehadirannya dalam peringatan HUT Kopassus itu merupakan sebuah penghormatan dan penghargaan. “Dulu kami memang saling bermusuhan, tapi setelah kesepakatan damai dicapai, tidak ada lagi permusuhan atau lawan. Yang ada hanyalah kawan dan saudara,” kata mantan panglima Wilayah Pidie yang dijuluki Abu Razak ini.

Menurutnya, kehadiran mantan-mantan pentolan GAM itu sekaligus menghapuskan rasa saling curiga. Sebaliknya, reintegrasi dan rekonsiliasilah yang lebih menonjol. “Kita sekarang bersama-sama merawat perdamaian dan membangun Aceh menjadi lebih baik lagi, terutama pembangunan ekonomi,” kata Abu Razak yang sekarang aktif di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh.

Perayaan HUT Kopassus itu, menurut Abu Razak, menjadi lebih istimewa lagi karena dihiasi dengan pertunjukan tari saman dari Gayo Lues dan ratoh jaroe.

Ia mengharapkan Aceh di masa mendatang akan muncul lebih baik lagi dalam pencapaian kesejahteraan dan kemakmuran. “Anak-anak yatim, mantan kombatan, dan korban konflik adalah tanggung jawab kita bersama,” kata Wakil Ketua KPA ini.

Seperti yang dikatakan Abu Razak, 37 penari saman asal Gayo ikut memeriahkan peringatan HUT Ke-63 Kopassus tersebut. Mereka terdiri atas putra Gayo Lues (Galus) dan putra gayo di Aceh Tenggara (Agara).

Kepala Dinas Pariwisata Galus, Syafruddin SSos, kepada Serambi, Rabu (29/4) mengatakan, 37 penari saman itu berasal dari 15 orang anggota grup saman binaan Pemkab Galus, sebelas penari saman binaan Pemkab Agara, dan sebelas mahasiswa asal Galus se-Jabodetabek.

Menurut Syafruddin, setelah saman dan ratoh jaroe ditarikan, dilanjutkan dengan penampilan kesenian dari Papua dan Kalimatan. Tari saman hanya ditarikan dalam tujuh menit, tapi cukup memukau hadirin. Aplaus penonton berlangsung lama, mengapresiasi tarian yang dinamis dan sudah diakui Unicef sebagai warisan dunia nonbenda itu. (fik/c40)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved