Breaking News

Kopassus Silaturahmi dengan Tokoh Aceh

Korps Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD menggelar syukuran dan silaturrahmi dengan mengundang tokoh-tokoh Aceh

Editor: hasyim

JAKARTA - Korps Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD menggelar syukuran dan silaturrahmi dengan mengundang tokoh-tokoh Aceh di Gedung Flamboyan Mako Kopassus, Cijantung, Kamis (30/4) siang. Kegiatan tersebut masih dalam rangkaian peringatan HUT Ke-63 Kopassus.

Tokoh yang hadir pada silaturahmi tersebut antara lain mantan wagub Aceh Muhammad Nazar, mantan juru bicara GAM Sofyan Dawod, mantan Wakil Panglima GAM Kamaruddin Abubakar alias Abu Razak, mantan Danjen Kopassus dan mantan Pangdam Iskandar Muda Mayjen Purn Sunarko, anggota DPR RI PDI Perjuangan asal Aceh Ir Tagore Abu Bakar, mantan menteri pendidikan GAM Dr Husaini Hasan, Waled Husaini Seulimuem, Tgk Bulqaini Tanjungan, mantan Bupati Bireuen Mustafa A Geulanggang, Kadispora Aceh Iskandar Zulkarnaen dan sejumlah lainnya.

Pada kesempatan itu Danjen Kopassus, Mayjen Doni Monardo menyerahkan plakat Kopassus kepada Ir Tagore Abubakar, Dr Husaini Hasan, Kamaruddin Abubakar alias Abu Razak, Sofyan Dawood, dan Tgk Bulqaini Tanjungan.

Muhammad Nazar menyebut silaturahmi berlangsung hangat dan akrab. Danjen Kopassus menceritakan banyak hal termasuk masa kecilnya saat SD-SMP di Aceh. Ketika itu orangtuanya dinas di Aceh sebagai anggota TNI.

Menurut Mayjen Doni Monardo, silaturrahmi ini sangat bernilai dan dirinya ingin Aceh menjadi daerah maju setelah adanya perdamaian.

“Konflik masa lalu yang telah mengorbankan berbagai pihak mulai orang-orang yang terlibat GAM, TNI/Polri sampai warga sipil tidak boleh meninggalkan bekas luka lagi. Karena itu pemerintah daerah sekarang harus mampu mengatasi hal-hal yang bisa menimbulkan gelombang masalah baru dan itu hanya bisa dengan pembangunan yang mampu mensejahterakan,” kata Mayjen Doni Monardo.

Ia mengatakan, sekarang pola pendekatan pembangunan menjadi strategi paling baik, bukan pola kekerasan. “Saat ini Kopassus sendiri mengutamakan cara-cara pendekatan yang membangun dengan konsep menjalankan 3S; senyum, sapa, dan salam. Sedangkan masa lalu Kopassus yang sering dianggap menjalankan tugas-tugas dengan cara 3M; melotot, marah, dan mukul adalah tidak cocok. kata Doni. Mendengar istilah-istilah itu, kata Nazar, para tokoh Aceh pun bertepuk tangan gembira dengan paradigma Kopassus yang humanis.

Mayjen Doni Monardo juga mengatakan dulu anggota TNI ditugaskan ke daerah-daerah konflik adalah sebagai suatu perintah menjalankan tugas negara, bukan karena memusuhi suatu daerah, bukan memusuhi siapapun.

“Kami selalu sadar kita ini adalah saudara, apalagi Aceh yang satu bangsa dan senantiasa dalam NKRI. Maka itu kami mengundang tokoh-tokoh dari daerah-daerah yang masa lalunya pernah didera konflik dalam HUT kali ini di mana anggota Kopassus ikut menjalankan tugas negara,” kata Danjen Kopassus.

Mewakili tokoh Aceh, sambutan dan kesan disampaikan mantan wagub Muhammad Nazar. Nazar menyampaikan terima kasih kepada jajaran Kopassus yang mengundang dirinya dan tokoh-tokoh Aceh lainnya termasuk Wali Nanggroe, gubernur dan wakil gubernur dalam HUT Ke-63 Kopassus di Cijantung pada 29 April dan dilanjutkan kegiatan silaturahmi khusus ini.

Nazar mengaku terkesan dengan kegiatan HUT Kopassus kali ini yang memberikan nilai rekonsiliasi hal mana daerah-daerah konflik mendapat porsi khusus dalam perhatian Kopassus sehingga tokoh-tokoh Aceh, Papua, Maluku, dan NTT diundang khusus dan bahkan Timor Leste yang sudah merdeka yang pernah menjadi daerah operasi militer masa lalu.

“Ini sesuatu yang luar biasa, menjadi nilai damai dan modal meyakinkan masyarakat serta dunia, bahwa lembaga militer termasuk TNI dari unit Kopassus telah mulai mengutamakan pola pembangunan pertahanan secara nir-militer (tanpa senjata dan tanpa kekerasan), apalagi hal-hal yang dihadapi berasal dari anak bangsa sendiri. Dan tidak ada rasa dendam,” kata tokoh pergerakan referendum Aceh ini.

Mantan Jubir GAM Sofyan Dawod juga mendapat giliran menyampaikan kesan di hadapan tamu undangan dan jajaran Kopassus. Sofyan mengatakan dapat memahami tugas-tugas TNI termasuk Kopassus ketika dulu ke Aceh sebagai alat untuk mengamankan negara.

Semua itu sudah berlalu dan perdamaian diharapkan terus bertahan. Dengan harapan konflik baru tidak akan muncul lagi. Sofyan juga membeberkan beberapa pengalaman bersama anggota GAM lainnya manakala terjadi kontak tembak dengan TNI.

Namun dirinya sepakat pula dengan pernyataan Danjen Kopassus dan mantan wagub Nazar bahwa kesejahteraan menjadi kata kunci suksesnya pembangunan dan perdamaian di Aceh yang terus harus berlanjut.(fik)

Kunjungi juga :
www.serambinewstv.com | www.menatapaceh.com |
www.serambifm.com | www.prohaba.co |

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved