Danrem Siap Jemput Din Minimi
Komandan Resor Militer (Danrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Achmad Daniel Chardin didampingi Kapenrem Mayor Inf Nasution, Ketua Umum (AHF)
* Jika Ingin Kembali
IDI - Komandan Resor Militer (Danrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Achmad Daniel Chardin didampingi Kapenrem Mayor Inf Nasution, Ketua Umum Aceh Human Fondation (AHF) Abdul Hadi, pengusaha asal Aceh Utara, Muzakir, dan beberapa anggota TNI, berkunjung ke rumah Nurdin bin Ismail alias Din Minimi di Desa Ladang Baroe, Kecamatan Julok, Aceh Timur, Senin (1/6) sore.
Pertemuan Danrem dengan Safiah (85) dan Linawati (35), masing-masing ibunda dan istri Din Minimi, di rumah panggung berkonstruksi kayu itu, berlangsung haru. Safiah bahkan menangis tersedu-sedu di samping Danrem saat difasilitasi Abdul Hadi untuk berkomunikasi dengan Din Minimi melalui handphone (hp)-nya. Sang ibu sudah lama tak lagi mendengar suara anaknya itu dan berharap Din segera kembali untuk bersatu dengan istri dan ketiga anaknya. Apalagi sebentar lagi masuk bulan suci Ramadhan.
Dalam dialog singkat itu Safiah berkata, selalu mendoakan keselamatan dan kesehatan bagi anaknya itu. Ibunya berharap agar Din jangan takabur dan selalu memperbanyak istigfar. Din menyanggupi permintaan ibunya itu.
Di hadapan Safiah, Danrem Achmad Daniel menyampaikan pesan, jika sepulangnya dari kunjungan itu Din Minimi menelepon ke rumah, Danrem berharap Ibu Safiah mengimbau Din Minimi untuk segera kembali ke masyarakat, kembali ke kehidupan normal. “Saya siap membantu, kita akan menjemput dan senjatanya akan kita amankan. Tapi kalau Bang Din tetap membawa senjata, polisi yang melihat juga takut ditembak, jadinya ya bakal saling tembak,” kata Danrem.
Ketika diminta kepastian oleh sang istri, apakah kalau Din Minimi mau “turun gunung”, suaminya itu tidak akan diproses secara hukum, Danrem menjawab, “Itu kewenangan kepolisian. Saya tidak bisa menjamin untuk itu. Saya hanya bisa memberi perlindungan fisik jika Bang Din Minimi minta dijemput saat hendak kembali ke keluarganya,” tegas Achmad Daniel Chardin.
Tapi, menurutnya, dalam proses hukum nanti akan dibuktikan benar atau tidak serangkaian tindakan kejahatan selama ini diduga dilakukan oleh Din Minimi. Jangan-jangan kesalahannya hanya satu atau malah tidak ada sama sekali. “Daripada sekarang, kan kasihan Bang Din Minimi? Seolah semua kejahatan bersenjata di Aceh ditimpakan kepada dirinya. Ini yang perlu diklarifikasi dalam proses hukum nantinya,” kata Danrem yang saat datang ke rumah Din Minimi tak membawa senjata apa pun.
Tujuan Danrem Lilawangsa berkunjung ke rumah Din Minimi, seperti dikatakannya di awal pertemuan, adalah untuk bersilaturahmi menjelang puasa Ramadhan dengan ibu, istri, dan ketiga anak Din Minimi. Danrem juga menyumbangkan paket puasa yang terdiri atas lima sak beras, empat dus mi instan, dua pak teh sari wangi, dua helai kain sarung, dua mukena, dua sajadah, dan sejumlah uang dalam amplop tertutup yang diserahkan kepada Safiah dan Linawati, juga kepada anak Din Minimi: Rizki Maulana (13), Asmiranda (3), dan Mahdalena (9).
Hadir pula di rumah itu Nurhayati (52), ibu almarhum Yusliadi alias Mae Pong (27), anggota Din Minimi yang tewas dalam kontak tembak di Grong-Grong, Pidie, dua pekan lalu. Wanita ini pun mendapat uang yang diambil langsung Danrem Achmad Daniel dari dompetnya. Nurhayati menangis haru mendapat santunan spontan tersebut.
Rombongan tiba di rumah Din Minimi sekitar pukul 15.30 WIB. Di depan rumah itu sudah menunggu Kapolsek dan Danramil Julok, serta keuchik setempat, Yusri.
Danrem berkata bahwa setiap anak tentulah menginginkan bapaknya ada bersama mereka di saat puasa, seperti halnya, Nabil, anak Kolonel Achmad Daniel Chardin yang kini kuliah di Jakarta. “Nah saya bayangkan anak Bang Din Minimi pun pada saat menjelang puasa seperti ini, tentulah bertanya tentang keberadaan bapaknya yang saat ini dia tidak tahu persis di mana keberadaannya. Mereka hanya pernah berkomunikasi via telepon. Jadi, atas dasar itu kita coba datang ke rumah Din Minimi untuk bersilahturahmi serta mendekati ibunya supaya mengupayakan agar Din Minimi bisa kembali ke masyarakat dan berkumpul dengan keluarganya,” kata Danrem tentang kunjungan itu.
Dengan cara Islam
Danrem juga meminta ibu Din Minimi supaya mengajak dan meyakinkan Din Minimi untuk kembali kepada masyarakat. “Kalau saya yang ngomong, dia belum tentu mau pulang, maka harus ibu dan istrinya yang minta,” ujar Danrem.
Linawati, istri Din Minimi, di hadapan Danrem menyebutkan, suaminya itu berjuang untuk menuntut keadilan bagi semua masyarakat Aceh. Bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk anak yatim, janda korban konflik, masyarakat miskin, dan hak-hak para mantan kombatan GAM, karena dulu Pemerintah Aceh telah menjanjikan hal itu.
Menyikapi pernyataan Linawati, Danrem menjawab, kalau harus menunggau kondisi Aceh baik dan semua tuntutan itu terpenuhi, mungkin bakal lama waktunya. “Nah, masa Bang Din Minimi mikirin Aceh, nggak memikirkan ibu dan keluarganya? Kalau memikirkan Aceh jadi baik, itu mungkin terlalu lama. Keluarga Bang Din bakal lama lagi tak berjumpa dengan dia,” jelas Danrem.
Danrem menambahkan, TNI/Polri, Aceh Human Fondation, Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), dan media massa semua berkeinginan sama, yaitu ingin Pemerintah Aceh baik. “Tapi, janganlah berjuang dengan cara merugikan diri sendiri. Niat Bang Din itu baik, tapi haruslah diusahakan dengan cara-cara yang baik pula,” ungkap Danrem.