Krueng Tanjong Tercemar Limbah
Krueng Tanjong yang membelah sejumlah gampong di Kecamatan Ingin Jaya (Aceh Besar) dan Luengbata (Banda Aceh)
* Diduga Akibat Imbah Pabrik Tahu
BANDA ACEH - Krueng Tanjong yang membelah sejumlah gampong di Kecamatan Ingin Jaya (Aceh Besar) dan Luengbata (Banda Aceh), tercemar limbah rumah tangga dan industri kecil. Akibatnya, air menjadi hitam pekat dan mengeluarkan bau menyengat. Warga yang rumahnya berdekatan dengan sungai tersebut pun terganggu akibat pencemaran.
Serambi bersama warga dan tokoh masyarakat Gampong Tanjong, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar, dan Gampong Cot Mesjid, Kecamatan Luengbata, Banda Aceh, sempat melihat langsung aliran air sungai yang menghitam pekat, Minggu (30/8).
Keuchik Tanjong Drs M Nur Husin MKes mengatakan, bau air sudah sangat mengganggu warga. Air hitam pekat itu bahkan sudah merembes ke sumur warga. Menurut M Nur, penyebab air tercemar karena limbah tahu yang dibuang ke sungai. “Ada beberapa pabrik tahu yang limbahnya di buang ke sungai. Akibatnya, air jadi tercemar,” kata M Nur.
Ketika air tergenang lantaran tak turun hujan, bau limbah sangat menyengat. Namun, jika air memenuhi sungai, sebagian kecil limbah terbawa arus, dan bau pun berkurang.
Bukan cuma itu. Di beberapa titik, sungai terlihat jadi menyempit akibat penumpukan limbah di pinggir sungai. Ada pula bangunan kecil yang kayunya ditancapkan ke dalam sungai, yang bisa berakibat sampah yang dibawa air tertahan. Itu sebabnya, saat musim penghujan beberapa bulan silam, sungai ini sempat meluap dan membanjiri rumah warga, mulai dari Gampong Reuloh, Cot Mesjid, hingga Tanjong.
“Saya berharap warga tidak membuang limbah yang mencemari sungai. Selain itu, kayu-kayu juga tidak boleh ditancapkan ke dalam sungai. Ini butuh kesadaran warga,” pinta Keuchik Tanjong itu.
Sementara seorang warga Cot Mesjid kepada Serambi menuturkan, dirinya sudah tidak tahan dengan pencemaran ini. “Saya sudah tidak tahan. Baunya sangat menyengat. Air sumur pun sudah tercemar,” kata pria yang enggan dipublikasikan namanya itu. Krueng Tanjong ini merupakan saluran irigasi primer yang tembus ke Krueng Aceh.
Anggota DPRK Banda Aceh Royes Ruslan SH mengaku belum mendapatkan laporan warga terkait pencemaran sungai tersebut. Begitupun, karena warga sudah melapor ke media, kata Royes, pihaknya akan meninjau langsung ke lokasi. “Akan kita tinjau dulu, sejauh mana tingkat pencemarannya,” kata Royes Ruslan kepada Serambi, tadi malam.
Selain itu, anggota DPRK Banda Aceh ini berharap warga tidak membuang limbah ke sungai, apalagi limbah industri. “Kalau sudah banyak warga mengeluh, berarti kadar limbah yang dibuang sudah melebihi ambang batas,” katanya.
Selama ini, menurutnya, memang banyak warga yang memilih praktis saja membuang sampah, yakni ke saluran irigasi atau sungai. Sangat sedikit yang bersedia mengolahnya menjadi sampah organik dan non-organik. Dia berharap pembuangan semacam itu dihindari, apalagi tergolong limbah industri. “Karena selain mengganggu ekosistem air, juga mencemari lingkungan pemukiman,” kata politisi Partai Demokrat ini.(sak)