Pencatut DM Teror 28 Keuchik
Penelepon gelap yang mencatut nama Nurdin bin Ismail alias Din Minimi meneror 28 keuchik (kepala desa)
* Minta Jatah Dana Gampong
SIGLI - Penelepon gelap yang mencatut nama Nurdin bin Ismail alias Din Minimi meneror 28 keuchik (kepala desa) di Kecamatan Batee, Pidie, Rabu (11/11) sekitar pukul 00.30 WIB dini hari. Si penelepon meminta jatah dana Alokasi Dana Gampong (ADG) Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per keuchik.
Dana ADG tersebut merupakan tahap kedua yang baru dicairkan keuchik. Penelepon mengancam keuchik akan menanggung sendiri akibatnya jika tak memberikan dana yang ia minta.
Azhari Almusthafy (29), tokoh pemuda Batee, kepada Serambi, Rabu (11/11) mengatakan, kasus penelepon gelap yang mencatut nama Din Minimi dan memeras 28 keuchik di Batee itu ia ketahui dari seorang keuchik yang melapor kepadanya.
“Saya lakukan pengecekan, ternyata semua keuchik di Kecamatan Batee mengalami nasib yang sama, yakni diancam oleh penelepon gelap yang mengatasnamakan Din Minimi. Cuma, para keuchik tidak berani melapor kepada media,” katanya.
Ia jelaskan, penelepon menghubungi keuchik satu per satu mulai Selasa (10/11) malam. Terakhir penelepon gelap itu menelepon pada Rabu (11/11) sekitar pukul 00.30 WIB. Ia meminta jatah dana ADG dari para keuchik dalam jumlah bervariasi: Rp 5 juta, 7 juta, dan Rp 10 juta. Untungnya, ke-28 keuchik tersebut belum mengirimkan uang yang diminta. Keuchik menjawab kepada si penelepon akan berembuk lebih dulu dengan warga sebelum dana tersebut diberikan.
Menurut Azhari, jika keuchik tak memberikan jatah dana ADG yang diminta, maka si penelepon mengancam akan menembak dan membunuh keuchik. Nah, karena telah mengancam jiwanya, keuchik pun melaporkan kasus ini kepada polisi dan Camat Batee.
“Karena takut terhadap ancaman, sebagian keuchik tidak berani pulang ke rumah. Bahkan, sebagian mereka menonaktifkan hpnya,” ungkap Azhari.
Anehnya, kata Azhari, si penelepon juga mengetahui nomor hp sebagian sekretaris desa (sekdes) dan bendahara gampong, sehingga ikut dihubungi dari nomor 081216595313. “Setiap menelepon keuchik, sekdes, maupun bendahara di Kecamatan Batee, si penelepon selalu mengatasnamakan Din Minimi. Kita menduga ada keterlibatan orang dalam terkait teror telepon gelap ini. Sasarannya jelas, hanya aparatur gampong,” katanya.
Kapolres Pidie, AKBP Muhajir SIK MH, melalui Kasat Reskrim AKP P Harahap SH yang dihubungi Serambi, Rabu (11/11) mengatakan, pihak Polsek Batee bersama camat telah mengumpulkan 28 keuchik. Mereka dikumpulkan untuk diberikan penjelasan tentang adanya penelepon gelap yang mengatasnamakan Din Minimi meminta uang dari sumber ADG.
Para keuchik diimbau agar tidak sekali-kali memberikan atau mentrasfer uang kepada si penelepon gelap tersebut. “Sejauh ini, belum ada keuchik yang mengirimkan uang kepada si penelepon tersebut. Kami perkirakan yang menelepon keuchik di Batee untuk minta uang tersebut adalah napi dari LP Tanjung Gusta, Sumatera Utara, bukan Din Minimi,” kata Kasat Reskrim Polres Pidie.
Pekan lalu, saat dihubungi Serambi per telepon, Din Minimi menyatakan tidak pernah menelepon keuchik untuk meminta dana ADG. Ia juga tidak menyuruh anak buahnya untuk melakukan hal itu. “Nama saya dicatut. Polisi saya minta mengusut pelakunya, sehingga tak merugikan semua pihak,” kata Din Minimi. (naz)