Diabetes Tidak Dapat Dihilangkan Tapi Terkontrol
"Kontrol bukan hanya masalah cek kadar gula tapi mengontrol pola makan dan pola hidup," kata dr. Hendra.
Penulis: Khalidin | Editor: Faisal Zamzami
Laporan Khalidin | Subulussalam
SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Penyakit gula darah atau diabetes milletus tidak dapat disembuhkan secara secara permanen namun pengobatan yang dilakukan agar terkontrol.
"Jika gula darah seorang penderita diabetes terkontrol maka akan sama artinya tidak menderita," kata dr.Hendra Zufry, Sp.PD-KEMD, FINASIM spesialis dan konsultan penyakit diabetes saat menjadi pembicara pada acara seminar sehari yang digelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Subulussalam, Minggu (24/1/2016) di Gedung Serbaguna Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam.
dr. Hendra juga menyampaikan aneka obat yang diklaim oleh produsen mampu menyembuhkan penyakit diabetes mellitus ini secara total. Sebab jika pola hidup tidak diatur dan tanpa pengontrokan maka penyakit diabetes tetap akan kambuh.
Kendati demikian dr.Hendra menyatakan seseorang yang divonis menderita gula darah bukan merupakan kiamat baginya sebab penyakit itu dapat diatasi melalui mengontrol secara baik.
"Kontrol bukan hanya masalah cek kadar gula tapi mengontrol pola makan dan pola hidup," kata dr. Hendra.
Dalam mengatasi derita gula darah dr.Hendra mengatakan tidak hanya bisa mengandalkan obat melainkan ada berbagai hal yang harus dilakukan berupa edukasi yakni sosialisasi terkait diabetes, diet, olahraga dan minum obat. Keempat hal inilah pondasi utama untuk mengatasi penyakit diabetes.
Jika hanya mengandalkan salah satunya tetap akan bermasalah. Apalagi, lanjut dr.Hendra, ada asumsi hanya minum obat saat gula darah naik atau kambuh. Dikatakan, jangan pula ada yang menganggap minum obat sekali untuk seumur hidup.
Dalam seminar sehari bertema 'Sehat Bersama Diabetes Mellitus' ini dr.Hendra memaparkan secara detail dan menjawab berbagai mitos menyangkut gula darah.
Dr. Hendra juga mengatakan sesungguhnya penderita diabetes sebenarnalya boleh mengonsumsi semua makanan termasuk daging, telur, nasi, susu, udang, tahu, tempe, santan dan lainnya.
Hanya saja, menurut dr.Hendra makanan ini dimakan dengan kadar yang tidak berlebihan. Seperti halnya daging ayam, akan aman dikonsumsi oleh pasien diabetes namun dengan cara membuang kulitnya.
Lebih jauh dikatakan, target pengobatan bukan sembuh tapi terkontrol. Semua obat yang diberikan beresep tidak merusak ginjal karena telah melalui penelitian yang panjang.
Obat yang berbahaya adalah jamu-jamuan yang tidak menjelaskan efek sampingan dan tanpa resep dokter serta obat berbahasa asing tanpa kita tau aturan pakai dan keamanan. Jika tidak pasti aman maka dokter tidak akan berani meresep kepada salah seorang pasien.
"Dan perlu saya jelaakan juga bahwa obat yang paling lama penyembuhannya adalah yang paling bagus dan aman bagi pasien, jangan anggap obat yang bereaksi cepat bagus," ujar dr.Hendra menutup penjelasannya. (*)