Sanggah Pernyataan Jokowi, Warga Aceh di Swedia Surati PM Inggris
Sanggahan bernada protes disampaikan dalam bentuk sebuah surat terbuka yang dilayangkan kepada Perdana Menteri Inggris, David Cameron, Rabu (21/4/2016
Penulis: Yusmadi | Editor: Yusmadi
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH -- Ketua Persatuan Masyarakat Aceh di Örebro, Swedia, Asnawi Ali menyanggah pernyataan Presiden Jokowi di Parlemen Inggris di Windsminster, London dua hari lalu terkait sejarah hubungan dagang antara Indonesia dan Inggris yang sudah terajut sejak abad ke 16.
Sanggahan bernada protes disampaikan dalam bentuk sebuah surat terbuka yang dilayangkan kepada Perdana Menteri Inggris, David Cameron, Rabu (21/4/2016).
(BACA JUGA: Aceh dan Indonesia Bersitegang dalam Forum PBB di Jenewa)
Asnawi Ali dalam surat terbuka kepada David Cameroon mengklarifikasi pernyataan Jokowi terkait penjelasan sejarah yang dipaparkan di depan Parlemen Inggris di Windsminster, London, Selasa (19/4/2016).
Dalam surat terbuka yang dikirim ke redaksi Serambinews.com tersebut, Asnawi Ali menulis, ia menyayangkan pemutarbalikan fakta sejarah oleh Presiden Jokowi yang mengutip cuplikan sejarah bahwa hubungan dagang Indonesia–Inggris telah terjalin sejak akhir abad ke 16.
Menurut Asnawi, tepatnya ketika tahun 1602 John Lancaster tiba di Aceh membawa surat dari Ratu Elizabeth I untuk memulai hubungan dagang.
(BACA JUGA: Ini Jawaban Indonesia terhadap Tuntutan Aktivis Aceh)
Asnawi juga menyebutkan bahwa aksi pembohongan publik itu sudah sering terjadi di Indonesia. Ia mencontohkan tentang sejarah Aceh dalam cuplikan Film Cut Nyak Dhien dan pemalsuan sejarah tentang Wali Nanggroë Aceh oleh penguasa lokal. (*)
Berikut surat terbuka Asnawi Ali, Ketua Masyarakat Aceh di di Örebro, Swedia kepada Perdana Menteri Inggris, David Cameron dalam Bahasa Inggris yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:
Tuan David Cameron
Perdana Menteri Inggris
Kantor Perdana Menteri
London, SW1A 2AA
21 April 2016
Surat Terbuka tentang Penjelasan Sejarah yang Dikutip oleh Presiden Indonesia