Siswa di Tampur Paloh Butuh Fasilitas Pendidikan
Kondisi anak-anak usia sekolah di Gampong Tampur Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur
IDI - Kondisi anak-anak usia sekolah di Gampong Tampur Paloh, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, serba kekurangan. Sehingga tidak mendapat fasilitas pendidikan seperti di daerah yang dekat dengan pusat kota. Karena desa ini berada jauh di pedalaman. Sementara pemerintah masih terfokus membangun di pusat keramaian. Sehingga di pedalaman, mutu pendidikan jauh tertinggal.
Tampur Paloh hanya sebagian kecil daerah pedalaman di Aceh Timur dan sekitarnya yang tidak mendapat fasilitas pendidikan secara memadai, seperti pelajar lain yang lebih beruntung karena tidak lahir di daerah terpencil seperti ini.
Di desa ini tidak SMP dan SMA/sederajat berstatus negeri. Untung saja ada yayasan yang mendirikan sekolah swasta, Yayasan Sekolah Merdeka, yang juga kekurangan guru, kekurangan fasilitas sekolah, dan kurang perhatian pemerintah. “Kami seperti hidup dalam keterasingan, dan anak-anak banyak yang putus sekolah karena tak mampu membiayai biaya pendidikan jika harus ke luar dari gampong ini,” kata beberapa warga di desa tersebut, Kamis (11/8), saat menerima rombongan mahasiswa yang melakukan pengabdian di desa terpencil ini.
“Pejabat pemerintah yang berkuasa saat ini harusnya lebih adil membangun daerah. Karena jika terus seperti ini, akan banyak anak-anak yang menjadi korban. Padahal mereka cukup bersemangat menjalani proses belajar. Namun semangat mereka akhirnya padam dengan sendiri,” kata beberapa guru di Yayasan Sekolah Merdeka, yang merasa tak perlu menyebut identitasnya.
Selain masalah pendidikan, persoalan yang lebih utama seperti tak adanya sarana jalan untuk mengakses Gampong Tampur Paloh di pedalaman Kecamatan Simpang Jernih ini, juga seharusnya menjadi prioritas Gubernur Aceh yang menjabat saat ini.
Untuk bisa sampai ke Desa Tampur Paloh, harus melintasi jalan darat dari Kuala Simpang, Aceh Tamiang, selama 3 jam dengan kondisi jalan rusak parah.
Sampai di kawasan Batu Sumbang, perjalanan darat putus. Sehingga harus dilanjutkan naik boat kecil menuju Tampur Paloh dengan waktu tempuh 2 jam lebih. Tak heran banyak warga di sini yang merasa asing dengan dunia di luar desa mereka.(c49)