PLTA Peusangan, Solusi Atasi Keterbatasan Listrik
SEBUAH proyek besar untuk tetap terjaminnya kebutuhan listrik di negeri ini terus dipacu di bagian tengah
SEBUAH proyek besar untuk tetap terjaminnya kebutuhan listrik di negeri ini terus dipacu di bagian tengah Provinsi Aceh, Pulau Sumatera. Proyek pembangunan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan 1 & 2 itu berlokasi di bagian tengah pegunungan atau di arah barat Danau Laut Tawar, tak jauh dari Takengon, ibu kota Kabupaten Aceh Tengah.
Tujuan utama proyek PLTA Peusangan adalah untuk mengatasi situasi listrik yang terbatas dan meningkatkan stabilitas beban puncak listrik pada sistem kelistrikan Aceh-Sumatera Utara. PLTA Peusangan berkapasitas 88.0 MW, jaringantransmisi 150 kV, dan jaringan distribusi 20 kV.
Proyek ini terdiri dari sebuah bendung pengatur dan dua buah Pusat PembangkitListrik Tenaga Air (PLTA) yaitu PLTA 1 & 2 dengan tipe kaskade yang dibangun pada hulu sungai Peusangan. Dengan memanfaatkan air Danau Laut Tawar dan Sungai Peusangan yang mempunyai total head 415.2 m menghasilkan energi tahunan sebesar 323.2 GWh dengan kapasitas terpasang sebesar 88.0 MW.
Keberadaan proyek ini akan mengarah kepada perbaikaniklim investasi dengan memberikan konstribusi terhadap pembangunan ekonomi di wilayah Provinsi Aceh.
Selain itu, pemanfaatan energi terbarukan akan mengurangi ampak negatif terhadap lingkungan global. Proyek PLTA Peusangan akan membangun listrik untuk dipasok ke dua wilayah yaitu Sumatera Utara dan Aceh. Skema pengembangan energi listrik ini mempunyai tipe “runoff- iver” yaitu sebagai pengembangan proyek energi yang ramah lingkungan sehingga proyek ini mampu mengurangi beban finansial, mencegah dampak lingkungan sosial, dan memberikan kontribusikebijaksanaan Mekanisme Pembangunan yang Bersih (CDM= Clean Development Mecahnism), tanpa kehilangan keaslian lingkungan.
Sejatinya, jika memang kita komit untuk tetap terjaminnyakebutuhan listrik di negeri ini-guna menggerakkanperekonomian dan semakin terbukanya peluang investasimaka proyek PLTA Peusangan harus secepatnya dituntaskan. Dukungan dari semua pihak mutlak diperlukan, termasuk dari masyarakat lingkungan agar berbagai hambatan di lapangan cepat diselesaikan.
Pembangunan PLTA Peusangan dibagi dua tahap, yakniunit 1 & 2 yang terdiri empat lot (pekerjaan), yakni sipil, etal, elektrikal, dan transmisi. Kontrak pekerjaan sipilnya diteken pada 18 Maret 2011.Proyek PLTA Peusangan termasuk pembangunan jaringan transmisi 150 kV sepanjang 64 kilometer sirkuit ganda ke Gardu Induk (GI) Bireuendan 11 kilometer sirkuit ganda ke GI Takengon.
PLTA Peusangan dilengkapi dua pembangkit atau powerstation dengan kebutuhan debit air berbeda. Pada power station 1 dibutuhkan debit air 25 m3/detik dengan ketinggian jatuh 205,3 meter. Sedangkanpower station 2 dibutuhkan 26 m3/detik dengan ketinggian jatuh 187,7 meter. Masing-masing power station menggunakan dua turbin dan dua generator.
Menurut informasi, hingga Desember 2016 masih terdapat39 tapak tower T/L 150 kV yang belum bebas disebabkan belum tercapainya kesepakatan antara pemilik lahan dengan PLN. Harga permintaan pemilik lahan jauh di atas harga yang ditetapkan Tim KJPP. Selain itu ada juga kasus pemblokiran pekerjaan akibatklaim secara sepihak oleh masyarakat tas beberapa lahan pembangkit yang sebenarnya sudah dibebaskan oleh PLN. Hambatan tersebut diakui olehpihak PLN menjadi salah satu penyebab utama molornya jadwal penyelesaian konstruksi PLTA Peusangan 1 & 2 dan jalur transmisi 150 kV Bireuen-Takengon.
PLN berharap pelaksanaan proyek PLTA Peusangan 1 & 2berjalan tanpa kendala, baik proses pembebasan lahan tapak untuk transmisi maupun pembangkit. Hingga saat ini pekerjaan sipil maupun konstruksi sudah mencapai 67 persen. PLN memiliki harapan besar pada tahun 2020 proyek yang dibiayai dari pinjaman Jepang bisaberoperasi dan masuk sistem interkoneksi sehingga bisa mengatasi keterbatasan listrik di wilayah Aceh-Sumut demi terjaminnya kebutuhnan listrik masyarakat.
“PLTA Peusangan adalah pembangkit energi terbarukan yang merupakan pembangkitterbesar di Provinsi Aceh dan menjadi kebanggaan masyarakat Serambi Mekkah,” begitu kata seorang pejabat PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera (UIPKitsum).( adv)