Dua Klub Olahraga Paralayang Hadir di Aceh
Dua klub komunitas paralayang, Jagat Flying Aceh dan Kleueng Flying Club Nanggroe kini sudah hadir di Aceh
BANDA ACEH - Dua klub komunitas paralayang, Jagat Flying Aceh dan Kleueng Flying Club Nanggroe kini sudah hadir di Aceh. Mereka sudah rutin melakukan aktivitas latihan dan terbang di Desa Ladong dan di Puncak Tebing Lamreh, Aceh Besar.
Risky Hidayat dari Club Jagat Flying Aceh kepada Serambi, kemarin, mengatakan, potensi alam di Aceh singguh luar biasa. Spot alam sangat menarik dan tidak kalah dengan daerah luar, bahkan di luar negeri. Hampir semua kabupaten/kota di Aceh bisa dijadikan objek wisata sekaligus dimanfaatkan untuk olahraga paralayang. Harapan ke depan nantinya Aceh juga bisa mengembangkan potensi wisata Paralayang yang dimiliki demi memajukan daerah dan mensejahterakan warga sekitar.
“Sangat banyak teman-teman kita dari luar daerah yang sangat ingin terbang menikmati alam di Aceh. Kita punya SDA (sumber daya alam), tinggal pengembangan SDM (sumber daya manusia) nya lagi. Mudah-mudahan semakin banyak yang tertarik dalam olahraga ini,” ujar Risky Hidayat.
Instruktur Paralayang, Terang Ukur Bukit yang baru saja bertugas di Lanud SIM mengatakan, ingin mengaktifkan organisasi FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) Aceh, khususnya olahraga Paralayang. Ke depan juga diharapkan putra dan putri Aceh mampu mengejar prestasi di olahraga dirgantara tersebut.
“Perlu diketahui, sampai saat ini Aceh belum mewakili perwakilan atlet paralayang dalam event tingkat daerah maupun nasional. Saya yakin dengan adanya dukungan dan peran serta pemerintah terkait, ke depannya putra dan putri Aceh bisa tampil dan memberikan prestasi dalam bidang olahraga dirgantara khususnya paralayang,” harapnya.
Seperti diketahui, paralayang (bahasa Inggris: paragliding) adalah olahraga terbang bebas dengan menggunakan sayap kain (parasut) yang lepas landas dengan kaki untuk tujuan rekreasi atau kompetisi. Pilot duduk di suatu sabuk (harness) yang menggantung di bawah sayap kain yang bentuknya ditentukan oleh ikatan tali dan tekanan udara yang memasuki ventilasi di bagian depan sayap. Olahraga ini mulai muncul pada sekitar tahun 1980-an dan kejuaraan dunia pertamanya dilangsungkan pada tahun 1989 di Kössen, Austria.
Di Indonesia kini olahraga paralayang sudah mulai dikenal luas masyarakat. Beberapa provinsi di Indonesia sudah mengembangkan objek wisata paralayang dan mengejar prestasi atlet di bidang olahraga dirgantara ini. Bahkan olahraga paralayang juga sebagai salah satu cara menikmati keindahan alam yang di ciptakan Allah SWT.(adi)