Mata Ie tak Lagi Seindah Syair "Krueng Daroy" Rafly

"Tapi kini yang rusak itu bukan cuma satu bagian, tapi menyeluruh. Dulu, separah-parahnya kemarau di Aceh, air di Mata Ie tetap mengalir deras, " ujar

Penulis: Amirullah | Editor: Amirullah
SERAMBI/EDDY FITRIADI
Kolam Mata Ie yang merupakan objek wisata pemandian keluarga di Aceh Besar kering kerontang. Foto direkam, Minggu (23/7/2017) siang, 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Kekeringan yang melanda kawasan Mata Ie, Aceh Besar mengingatkan kita akan sebuah syair indah yang dinyanyikan Rafly Kande, Krueng Daroy.

Syairnya ini dikenal dan dinyanyikan banyak orang, Mata Ie sebagai simbol kehidupan raja- raja Aceh di Krueng Daroy tempat raja-raja bersenang. 

Ie Krueng Daroy djeut ke seujarah/Bak Putroe Kamaliah manoe me upah/Iskandar Muda geukuh krueng njan tempat meu seunang Radja Putroe di Radja/Putjok Krueng Daroy lam Glee Mata Ie/Ie djieh hilee troh u Banda/Meulikoek likoek puta lam taman Putroe Phang, Meu alon-alon alaa bak bineh Meuligoe Radja/Adak musem Khong ie njan Han tem thoo/"

Dari Mata Ie air itu sampai ke Banda, hingga Taman Putroe Phang di mana putri raja biasa mandi dari air kehidupan itu.

Air itu tak pernah kering, tetapi hari ini Mata Ie sepi, kering kerontang tak ada kehidupan di sana.

Suara jerit ceria histeri orang-orang mandi tak terdengar lagi. Mata Ie kering kerontang.

Sungai kehidupan para raja-raja Aceh itu tak seindah syairnya Krueng Daroy.

Banyak ahli lingkungan menerangkan Mata Ie kering akibat ekosistem yang berubah tak lagi dijaga manusia.

Aktifis lingkungan yang juga ahli Speleologi (ilmu tentang gua) Aceh, Abdillah Imron Nasution kepada Serambinews.com, Senin (24/7/2017) mengatakan, parahnya kerusakan saat ini membuat Mata Ie tak mungkin kembali seperti dulu lagi.

Setiap komponen di kawasan itu saling berhubungan dan memiliki peran penting tersendiri. Sehingga jika ada satu yang rusak, akan memengaruhi seluruh ekosistem Mata Ie.

"Tapi kini yang rusak itu bukan cuma satu bagian, tapi menyeluruh. Dulu, separah-parahnya kemarau di Aceh, air di Mata Ie tetap mengalir deras, " ujar Abdillah.

Semoga Mata Ie kembali memberi air kehidupan untuk warganya.

Jika merujuk kepada pesan Ustadz Abizal Muhammad Yati, Lc, MA tiada jalan kecuali memohon ampun dan ikuti petunjuk Alquran agar hujan turun dan Mata Ie kembali jadi air kehidupan. [BACA: Tak Bayar Zakat, Pemicu Hujan tak Turun].

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved