HUT TNI
HUT 72 TNI – Mengenang Jenderal Besar Soedirman, Aktivis Muhammadiyah Meninggal di Usia Muda
Dari sekian banyak orang yang berjasa di tubuh TNI, ada satu sosok yang patut selalu diteladani oleh seluruh prajurit TNI, juga rakyat Indonesia.
Penulis: Zainal Arifin M Nur | Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM – Hari ini, 5 Oktober 2017, Tentara Nasional Indonesia (TNI) memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-72.
Untuk level nasional, upacara peringatan HUT Ke-72 TNI berlangsung di Dermaga PT Indah Kiat, Cilegon, Banten.
HUT TNI yang mengangkat tema “Bersama Rakyat TNI Kuat” ini dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.
Upacara HUT TNI juga diperingati oleh jajaran TNI di seluruh Indonesia, termasuk di Aceh yang dipusatkan di Blangpadang, Banda Aceh, dan seluruh kabupaten/kota di Aceh.
Keberadaan TNI tentu tidak terlepas dari perjuangan seluruh rakyat Indonesia, termasuk Aceh di dalamnya.
Dari sekian banyak orang yang berjasa di tubuh TNI, ada satu sosok yang patut selalu diteladani oleh seluruh prajurit TNI, juga rakyat Indonesia.
Dialah Jenderal Besar Soedirman.
(Baca: Seorang Bocah Lari Saat Akan Disunat dalam HUT TNI Kodim Singkil)
Dikutip dari Wikipedia, Jenderal Besar Raden Soedirman, lahir 24 Januari 1916 di Purbalingga, Hindia Belanda (Jawa Tengah sekarang).
Penyakit TBC menggerogoti kesehatan Soedirman, sehingga dia meninggal dunia dalam usia 34 tahun, yaitu pada tanggal 29 Januari 1950, pukul 18.30, di Magelang, Jawa Tengah. Atau sebulan setelah Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia (27 Desember 1949).
Meskipun sedang sakit, Soedirman saat itu juga diangkat sebagai panglima besar TNI di negara baru bernama Republik Indonesia Serikat. Dengan demikian Soedirman adalah Panglima TNI pertama.
Meski meninggal dalam usia sangat muda, Jenderal Besar Soedirman melewati sejumlah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, terutama di masa-masa menjelang kemerdekaan.
Soedirman telah menerima berbagai tanda kehormatan dari pemerintah pusat secara anumerta, termasuk Bintang Sakti, Bintang Gerilya, Bintang Mahaputra Adipurna, Bintang Mahaputra Pratama, Bintang Republik Indonesia Adipurna, dan Bintang Republik Indonesia Adipradana.
Pada 10 Desember 1964, Soedirman ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 314 Tahun 1964.
Pada masa Orde Baru, tepatnya pada tahun 1997, Presiden Soeharto menganugerahkan Jenderal Besar kepada Soedirman.