Kisah Ama Ewi Bertarung dengan Buaya

DARAH mengalir dari pergelangan tangan kiri Yanu alias Ama Ewi, yang nyaris putus, daging di pergelangan tangan

Editor: bakri
IST
Tangan Yanu, penduduk Ujung Sialit, Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil, nyaris putus digigit buaya, Jumat (20/10/2017) malam. 

DARAH mengalir dari pergelangan tangan kiri Yanu alias Ama Ewi, yang nyaris putus. Daging di pergelangan tangan lelaki asal Ujung Sialit, Kecamatan Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil itu mengalami luka cukup dalam sehingga tulangnya terlihat jelas.

Begitu juga perut dan bahunya luka robek. Kejadian ini dialami Ama Ewi setelah bertarung dengan seeokor buaya air asin, Jumat (20/10) sekitar pukul 22.00 WIB malam, di kawasan Pulau Matahari, gugusan Kepulauan Banyak. Ia selamat dari maut setelah bergumul dengan hewan buas itu dalam gelap malam di tengah lautan bermodalkan tombak ikan.

Kala itu Yanu, beserta dua rekannya menyelam manual menangkap ikan dengan cara ditombak. Tiba-tiba mulut buaya berukuran besar menyambar tangan kirinya. Sejurus kemudian buaya itu menarik, membanting dan memutar tubuh pria berotot itu.

Mendapat serangan dadakan Yanu panik. Saat situasi makin kritis tangan kanannya yang memegang tombak diayunkan ke badan binatang bergigi gergaji tersebut. Duel hebat di lautan antara manusia dengan buaya terjadi. Di sisa-sisa tenaganya, tombak penangkap ikan itu berhasil menghujam buaya. Mendapat serangan balasan senjata tajam, buaya tersebut melepas gigitannya. “Kejadiannya di sekitar Pulau Matahari,” kata Letda Agoes Sujiantoro, Danramil Pulau Banyak, saat menginformasikan peristiwa tersebut kepada Serambi.

Yanu tak menyangka bisa selamat. Sebab pertarungan itu berlangsung di dalam air, yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Selain si buaya lebih besar dari ukuran badannya, serangan juga berlangsung dadakan. Setelah lepas dalam kondisi lemas, Yanu dibantu teman-temannya naik ke atas perahu menuju Puskesmas untuk mendapat pertolongan medis. Pria perkasa tersebut lolos dari maut meski kehilangan banyak darah.

Menurut informasi yang diperoleh Serambi, korban berangkat melaut sekitar pukul 18.00 WIB dari rumahnya di Ujung Sialit, dengan tujuan perairan di sekitar Pulau Matahari. Ketika sedang menyelam tiba-tiba buaya datang menerkam. “Korban selamat dan sudah mendapat perawatan medis,” kata Taufik anggota DPRK Aceh Singkil, asal Pulau Banyak Barat, Sabtu (21/10).

Taufik meminta Pemkab Aceh Singkil dapat membantu mengajukan klaim asuransi kepada nelayan yang digigit buaya. Sebab saat menyelam tidak menggunakan kompresor sebagai alat bantu yang dilarang undang-undang. Politisi PDI Perjuangan tersebut juga mendesak agar seluruh nelayan segera diasuransikan. Berdasarkan data yang diterima pihaknya mayoritas nelayan masih belum mendapat jaminan asuransi.

“Kami mendesak Pemkab Aceh Singkil, dapat membantu mengajukan klaim asuransi korban. Kami juga meminta supaya nelayan yang belum diasuransikan segera diasuransikan,” demikian Taufik.(dede rosadi)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved