Harga Elpiji Melon di Langsa Melonjak
Dalam tiga hari terakhir, harga elpiji bersubsidi ini 3 Kg (elpiji melon) di Kota Langsa melonjak dari seharusnya
* Rp 30 Ribu/Tabung
LANGSA - Dalam tiga hari terakhir, harga elpiji bersubsidi ini 3 Kg (elpiji melon) di Kota Langsa melonjak dari seharusnya Rp 16.000/tabung (sesuai HET) kini menjadi Rp 30.000/tabung di tingkat pedagang pengecer.
Melonjaknya harga elpiji bersubsidi ini, karena elpiji itu mulai sulit didapat. Sehingga pedagang pun mengambil kesempatan dengan menjualnya dengan harga tinggi. “Elpiji melon mulai langka sejak tiga hari terakhir. Kalau pun ada, harganya mencapai Rp 30.000/tabung yang dijual oleh pedagang pengecer yang bukan agen resmi,” kata Masri, warga Kota Langsa, Rabu (25/10).
Masri mengatakan, saat ini, hanya pedagang eceran yang bukan agen resmi Pertamina yang memiliki stok elpiji 3 Kg tersebut. Sementara di pangkalan resmi tidak tersedia.
Seorang pedagang eceran yang menolak ditulis namanya, mengaku bahwa ia terpaksa menjual gas elpiji melon itu seharga Rp 30.000/tabung, karena mereka membelinya dari agen tak resmi yang memiliki banyak stok, seharga Rp 27.000/tabung.
“Biasanya kami membeli dari agen pengecer tak resmi seharga Rp 20 ribu/tabung, dan menjualnya kembali kepada warga dengan harga Rp 22.000-24.000/tabung. Tapi dalam tiga hari terakhir kami membelinya dengan harga Rp 27.000/tabung karena agen pengecer beralasan bahwa stok mulai menipis,” kata pedagang pengecer tersebut.
Pengakuan ini menunjukkan bahwa ada pihak (agen pengecer) yang bukan agen resmi, memborong elpiji tersebut dari agen resmi dengan membelinya seharga Rp 16.000/tabung dan menimbunnya. Kemudian saat stok di pasaran mulai berkurang, elpiji itu dijual lagi ke pedagang pengecer seharga Rp 27.000/tabung --dengan meraup keuntungan Rp 11.000/tabung.
Warga pun meminta pemerintah dan penegak hukum tidak bersikap pura-pura tidak tahu dengan praktik penimbunan elpiji bersubsidi ini. Karena menurut warga, praktik ini sudah lama berlangsung. “Kami minta pemerintah, khususnya penegak hukum menindak pelaku penimbunan elpiji ini, karena sering memainkan harga yang membuat rakyat miskin makin sengsara,” tambah Masri.
Direktur Usaha Dagang (UD) Empat Bersaudara, yang merupakan pangkalan resmi penyalur elpiji 3 Kg di Kecamatan Langsa Kota, Ray Iskandar, mengaku tidak mengetahui penyebab kelangkaan gas elpiji 3 Kg di Kota Langsa dalam tiga hari terakhir ini. “Pasokan elpiji melon dari Pertamina ke pihak kami, normal seperti biasa. Yakni disalurkan tiga kali dalam setiap minggunya,” katanya.
Namun, ia tak mampu menjelaskan mengapa harga elpiji ini bisa melonjak di saat distribusi berjalan normal. Ia juga tidak mau mengungkapkan apakah ada pihak yang membeli elpiji bersubsidi darinya dalam jumlah besar, yang membuka peluang bagi pihak-pihak tertentu untuk melakukan penimbunan barang kebutuhan rumah tangga tersebut.(zb)