Liput Kekerasan Militer Myanmar Terhadap Muslim Rohingya, 2 Wartawan Ditangkap

SERAMBINEWS.COM - Pemerintah Myanmar mengatakan bahwa pihaknya telah menangkap dua jurnalis Reuters, Wa Lone dan Kyaw Soe Oo.

Para wartawan tersebut merupakan peliput tindakan keras militer terhadap minoritas Muslim Rohingya di Rahkine, Myanmar.

Seperti diketahui, serangan tersebut mengakibatkan 650 ribu orang melarikan diri ke negeri tetangga, Bangladesh.

Kementerian Informasi Myanmar mengatakan di halaman Facebooknya bahwa kedua peliput tersebut dijerat Undang-undang Rahasia Resmi era kolonial Inggris dengan hukuman penjara maksimum 14 tahun.

Mereka dianggap memperoleh informasi secara tidak sah dengan maksud untuk membagikannya kepada media asing.

Keduanya ditahan di sebuah kantor polisi di pinggiran Yangon, Myanmar.

Wa Lone dan Kyaw Soe Oo hilang pada hari Selasa (12/12/2017) malam setelah mereka diundang untuk menemui petugas polisi saat makan malam.

Pengemudi Reuters Myothant Tun menurunkan mereka di kompleks Battalion 8 sekitar pukul 20:00 dan dua reporter dan dua petugas polisi menuju ke restoran terdekat.

Para jurnalis tidak kembali ke mobil.

Penangkapan jurnalis ini pun dikritisi oleh Sekretaris Jenderal UN, Antonio Guterres pada Kamis (14/12/2017).

Dilansir dari Reuters, ia mengatakan bahwa penangkapan tersebut mengindikasikan bahwa kebebasan pers di Myanmar sedang menyusut.

Ia pun mengutarakan keprihatinannya atas kejadian ini.

"Ini jelas merupakan keprihatinan sehubungan dengan erosi kebebasan pers di negara ini," katanya dalam sebuah konferensi pers di Tokyo, mengacu pada penahanan Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, yang telah mengerjakan cerita tentang perselisihan di Rakhine.

Ia menilai, wartawan tersebut ditangkap karena mereka melaporkan apa yang terjadi di Myanmar. (*)