Habib Jindan Isi Seminar Nasional di UIN Ar-Raniry

Pimpinan Pesantren Al-Fachriyah Jakarta, Habib Jindan bin Novel mengisi seminar nasional di Masjid

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Habib Jindan Isi Seminar Nasional di UIN Ar-Raniry
HABIB Jindan bin Novel menjadi pemateri tunggal pada seminar nasional di Masjid Fathul Qarib UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Kamis (28/12).

BANDA ACEH - Pimpinan Pesantren Al-Fachriyah Jakarta, Habib Jindan bin Novel mengisi seminar nasional di Masjid Fathul Qarib UIN Ar-Raniry, Banda Aceh, Kamis (28/12). Seminar ini diadakan Senat Mahasiswa Pascasarjana UIN Ar-Raniry yang bertema “Mewujudkan Karakter Pemuda Islam Ideal Melalui Renungan Tsunami Aceh”

Seminar diikuti ratusan mahasiswa berbagai fakultas di UIN Ar-Raniry dibuka Pembantu Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, Dr Sri Suyanta MAg. Seminar ini dipandu Arief Adam Al Ghazali.

Ketua Senat Mahasiswa Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Lismijar MA mengatakan seminar itu terlaksana berkat adanya kerja sama pihaknya dengan Al-Muwasholah Aceh-Prodi PGMI dan DPP Radina Aceh. Karena itu, ia mengucapkan terimakasih kepada panitia dan semua pihak yang telah bekerjasama dengan baik, sehinga dapat menghadirkan Habib Jindan yang juga dikenal singa podium Betawi.

“Kami berharap kegiatan seminar ini dapat bermanfaat bagi generasi muda Aceh, terutama para mahasiswa agar menjadi generasi penerus Islam ideal di masa depan,” kata Lismijar seperti dikutip lewat siaran pers kepada Serambi kemarin.

Selanjutnya, Lismijar juga menyebutkan lima inti materi yang disampaikan Habib Jindan. Pertama, menjadi pemuda-pemudi yang taat kepada Allah SWT akan masuk surga VIP bersama Rasulullah Muhammad SAW.

Kedua, pemuda yang kerja di kantor, berprestasi di kampus, dan sukses dalam bisnis itu baik, akan tetapi yang jauh lebih baik adalah pemuda yang kerja di rumah Allah SWT yaitu di masjid karena dia langsung kerja kepada Allah SWT.

Ketiga, tsunami bukanlah bentuk kebencian Allah SWT kepada manusia, akan tetapi bentuk kasih sayang-Nya agar manusia kembali ke jalan Allah. Keempat, maksiat adalah penyebab Allah SWT turunkan bala (musibah), karena itu segala bentuk maksiat harus ditinggalkan. Kelima, amal saleh akan melindungi kita dari bala dan azab, baik azab di dunia maupun azab di akhirat kelak. (sal)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved